kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ELTY punya sejumlah transaksi mencurigakan


Rabu, 10 September 2014 / 17:02 WIB
ELTY punya sejumlah transaksi mencurigakan
ILUSTRASI. Bisa Dicoba! Ini Pilihan Menu Sehat untuk Diet Saat Bulan Puasa. foto dok wikimedia


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Beberapa waktu belakangan, manajemen PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) kerap diberondong sejumlah pertanyaan dari Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait transaksi keuangan.

Mulai dari transaksi utang piutang hingga transaksi jual beli aset. BEI menggunakan laporan keuangan 2013 yang sudah diaudit sebagai dasar pemeriksaan. Salah satu yang mendapat perhatian BEI adalah mengenai piutang atas PT Giripada Adyashabha senilai Rp 207,09 miliar.

Ini merupakan bagian terbesar dari piutang lain-lain perseroan yang totalnya mencapai Rp 600,25 miliar. Piutang tersebut ternyata pengalihan piutang milik anak usaha, PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP).

Erry Zulamri Djaelani, Sekretaris Perusahaan ELTY menjelaskan, latar belakang pengalihan piutang itu adalah adanya penyelesaian utang piutang antar perseroan dengan GAP. Adapun, piutang ini timbul dari hasil penjualan tanah oleh GAP kepada Giripada.

Tanah yang dimaksud adalah sejumlah bidang tanah seluas 300.000 meter persegiĀ  di kawasan Bogor Nirwana Residence. Nilai transaksi seluruhnya sebesar Rp 207,1 miliar.

"Berdasarkan PPJB (perjanjian pengikatan jual beli), pembayaran akan diselesaikan bulan Desember 2014," jelas Erry.

Selanjutnya, piutang terhadap pihak berelasi, yakni milik PT Petrocom Nuansa Nusantara (PNN). Nilainya sebesar Rp 2,37 miliar. Berdasarkan hasil pemeriksaan tim BEI, piutang ini sudah ada sejak 31 Desember 2007.

Piutang itu ternyata piutang atas jasa sewa kantor di Gedung Wisma Bakrie I yang terjadi sebelum 2005. Menanggapi hal tersebut, Erry bilang, piutang tersebut sudah tidak tertagih lagi. Sejak 2006, piutang ini sudah dibuat cadangan tak tertagih.

Selain transaksi piutang, BEI juga menyinggung terkait jual beli saham PT Bukit Jonggol Asri (BJA). Transaksi ini ditengarai berpotensi menimbulkan kerugian pada ELTY. Pasalnya, nilai pembelian lebih mahal ketimbang nilai jual kembali.

Jadi, pada 1 April 2013, GAP menambah penyertaan saham pada BJA menjadi 1,2 miliar saham atau 50% kepemilikan. Divisi penilaian perusahaan BEI menghitung harga pembelian per saham BJA sebesar Rp 1.500.

Kemudian, selang tiga hari, yakni pada 4 April 2013, GAP sepakat untuk menjual penyertaan sahamnya di BJA kepada PT Sentul City Tbk (BKSL) senbanyak 360 juta saham atau 15%. Nilai jualnya sebesar Rp 300 miliar. Adapun, harga per saham dari transaksi tersebut menyusut 44,44% menjadi Rp 833,33 per saham.

Namun, Erry mengelak untuk menjelaskan pertanggungjawaban atas kewajaran atas nilai jual dan nilai beli atas saham BJA tersebut. Ia berlasan, transaksi pengalihan saham BJA masih dalam tahap pematangan.

"Apabila transaksi dipublikasikan, dikhawatirkan akan berpengaruh pada pelaksanaannya, bahkan dapat membatalkan transaksi yang pada akhirnya merugikan pemegang saham," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×