Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Masih minimnya produk reksadana syariah di Tanah Air, memberikan peluang bagi perusahaan manajemen investasi untuk meracik produk reksadana syariah (RDS).
Bulan Agustus ini, dua produk anyar reksadana pasar uang bernafas Islami meluncur di pasar. PT CIMB Principal Asset Management meluncurkan Reksadana CIMB Principal Cash Fund Syariah pada 2 Agustus lalu. Sedangkan, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) mengusung reksadana Mandiri Pasar Uang Syariah.
Head of Product Development & Management MMI Ari Adil mengatakan, saat ini minat investasi ke pasar modal syariah semakin meningkat, tetapi belum diimbangi dengan ketersediaan produk di pasar. "Reksadana syariah ini sebagai entry level bagi investor yang baru memulai investasi. Reksadana pasar uang syariah adalah solusinya," ujarnya, baru-baru ini.
Selain itu, MMI juga ingin melakukan diversifikasi produk investasi. Pasalnya, saat ini MMI sudah memiliki RDS pendapatan tetap, RDS Saham, dan RDS Campuran. Dengan adanya RDS Pasar Uang, pihaknya dapat melengkapi penawaran produk syariah MMI.
Sementara, Chief in Investment Officer CIMB Principal Asset Management Priyanto Soedarsono bilang, penetrasi reksadana syariah di Indonesia masih kecil, sehingga pihaknya ingin mencatatkan pertumbuhan yang positif melalui produk ini.
Menurut Priyanto, pihaknya juga menangkap peluang dari kondisi market yang masih volatile sebagai dampak dari geopolitik global maupun kebijakan Trump. "Untuk menjawab itu, kita meluncurkan produk money market," imbuhnya.
Edbert Suryajaya, Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama menilai, keunggulan reksadana pasar uang bukan dari imbal hasil atau return, melainkan likuiditas. Jelas saja, jika dibandingkan dengan deposito, imbal hasil kedua produk ini memang tidak jauh berbeda. "Sekitar 6% sampai 7% per tahun," sebut Edbert.
Kendati begitu, dana di deposito perlu mengendap paling tidak satu bulan. Berbeda dengan reksadana pasar uang yang bsa dijual dalam mingguan bahkan harian. Kedua produk ini pun cocok bagi investor pemula. Pasalnya, biaya minimum investasi awal hanya dipatok Rp 100.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News