Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan Jumat (15/3) pasangan mata uang USD/JPY terpantau melemah dengan turun 0,20% pada level 111,48. Turunnya USD/JPY ini setelah sebelumnya pasangan ini sempat menyentuh level paling tinggi dalam waktu satu pekan dan akhirnya harus tumbang juga.
Analis Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti menilai, penyebab utama dollar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap yen adalah setelah keputusan kebijakan moneter paling baru oleh Bank of Jepang (BoJ). Hasil yang diungkapkan oleh BoJ juga sesuai dengan harapan para pelaku pasar dan investor.
Bank sentral memutuskan tidak mengubah target suku bunga yaitu di angka negatif 0,1% dan hasil voting sebesar 7 banding 2 untuk tidak mengubah target imbal hasil dari Japanese Goverment Bonds (JGB) 10 tahunan di angka 0%.
Kabar perang dagang terakhir menyebutkan, Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping tidak akan bertemu pada akhir bulan ini. Pertemuan kedua presiden diperkirakan baru terjadi bulan depan.
Hal ini otomatis membuat dukungan terhadap aset safe-haven seperti yen yang semakin kuat. Terlebih lagi pasar ekuitas tengah bernada positif serta sangat sedikit pengaruh yang dapat menekan kembali safe-haven dalam pelemahan.
Nah pekan depan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pada hari Senin (18/3) akan dirilis beberapan indikator ekonomi, antara lain pada pukul 06.50 WIB akan dirilis indikator ekonomi JP Balance of Trade FEB yang diprediksi akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari ¥ negatif 1,415 triliun menjadi ¥ 310,2 miliar.
“Meningkatnya jumlah total dari neraca perdagangan Jepang yang mengukur selisih nilai impor dan ekspor barang dan jasa selama periode terlapor ini akan berdampak favorable bagi yen,” Tutur Sakti kepada Kontan, Minggu (17/3).
Selanjutnya pada pukul 21.00 WIB akan dirilis indikator ekonomi US NAHB Housing Market Index MAR yang diprediksi akan mengalami peningkatan dari level 62 menjadi 63. Naiknya jumlah total dari Indeks Pasar Perumahan yang diterbitkan The National Association of Home Builders (NAHB) yang mengukur tingkat relatif penjualan rumah tunggal saat ini dan mendatang ini akan berdampak positif bagi dollar AS sehingga akan memberikan sentimen negatif bagi lanjutan pergerakkan yen pada perdagangan berikutnya.
Sakti melihat, indikator moving average exponential (EMA) melebar dengan arah kurs turun. Kemudian pada vortex indicator (VI) dengan kondisi red over blue yang melebar dimana arah kurs berpotensi melanjutkan koreksi. Selanjutnya pada indikator true strength index (TSI) berada di area 17 yang menunjukkan kurs kurang kuat untuk naik.
Makanya, Sakti berpendapat secara umum USD/JPY masih berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya. Ia merekomendasikan jual pasangan USD/JPY selama harga di bawah level 111,20 dengan level resistance antara 111,81 - 111,12 - 112,66 dan support antara 111,27 - 111,04 - 110,50.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News