Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) tampak kalah saing dengan yen. Mengutip Bloomberg pada Senin (11/3) pasangan mata uang USD/JPY melemah tipis 0,03% di level 111,14.
Analis PT Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti menilai rilis data gross domestic product (GDP) per kuartal Jepang telah melampaui ekspektasi pada pekan lalu.
Sehingga masih berdampak terhadap yen sampai hari ini. GDP Jepang mampu mencapai level 0,5% di atas prediksi 0,4% dan periode sebelumnya 03%.
Selain itu, sentimen juga hadir dari AS pada akhir pekan lalu. Pasalnya rilis data indeks Non-farm Payrolls bulanan AS turun signifikan di level 20.000 pekerja.
Jumlah pekerja AS sebelumnya diprediksi hanya mengalami penurunan sebanyak180.000 pekerja dari bulan sebelumnya di level 304.000 pekerja.
Asal tahu, data tersebut adalah jumlah total dari ketenagakerjaan non-pertanian AS yang menghitung perubahan jumlah pekerja yang bekerja selama bulan lalu tidak termasuk industri pertanian. “Sehingga pencapaian tersebut menekan indeks dollar AS,” kata Sakti dalam risetnya.
Akan tetapi pelaku pasal selanjutnya fokus pada agenda rilis data Industrial Production Jerman per Januari. Data ini dikeluarkan oleh Statistiches Budesamt Deutschland yang mengukur hasil pabrik dan tambang Jerman yang mana produksi industrinya negative 0,8%.
Angka ini di bawah ekspektasi sebelumnya di level 0,5% bahkan jauh di bawah pencapaian bulan lalu di level 0,8%. Sehingga ini berdampak buruk bagi pergerakan euro dan yen sebagai efek domino. Di mana Jepang menjalin perdagangan dengan Eropa.
Kemudian indikator lain datang dari data Trade Balance Jerman per Januari atau neraca perdagangan yang beraroma tak sedap. Indikator keseimbangan antara ekspor dan impor dari total barang dan jasa ini mencapai 18,5 miliar euro.
Angka ini di bawah ekspektasi 21,2 miliar euro, pun masih di bawah pencapaian bulan sebelumnya sebesar 19,9 miliar euro.
Amerika Serikat (AS) kabarnya akan merilis data Core Ritel Sales yang diprediksi menguat di level 0,4% atau jauh di atas pencapaian sebelumnya di level negatif 1,8%. Tak hanya itu AS juka segera mengeluarkan data Ritel Sales yang di ramal positif di level 0% di atas hasil bulan lalu yakni negatif 1,2%.
Dalam jangka pendek Sakti menilai data fundamental tersebut diperkirakan menjadi penyebab USD/JPY bergerak turun terbatas sebab pelaku pasar masih melakukan sikap wait and see.
Ia merekomendasikan jual USD/JPY bila kurs terdepresiasi di bawah 110,90 dan beli jika kurs di atas 111,34.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News