Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah setelah Presiden terpilih AS Donald Trump dikutip mengatakan bahwa ia belum akan mengenakan tarif AS saat pelantikannya, yang akan dilaksanakan di akhir sesi.
Trump akan mengeluarkan memo perdagangan yang luas pada hari Senin (20/1) yang tidak akan mengenakan tarif baru pada hari pertamanya menjabat, menurut laporan Wall Street Journal.
Pelaku pasar memperkirakan Trump akan mengumumkan tarif perdagangan berdasarkan perintah eksekutif. Langkah tersebut akan meningkatkan ekspektasi akan kampanye berskala besar, inflasi yang meningkat, dan suku bunga kebijakan Federal Reserve yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Volume perdagangan rendah karena pasar AS ditutup untuk hari libur Martin Luther King Jr.
"Pasar memperkirakan adanya risiko perintah eksekutif tentang tarif, yang tidak akan dilaksanakan," kata Francesco Pesole, ahli strategi valas di ING, mengacu pada pernyataan Trump tentang tarif.
Baca Juga: Trump Akan Umumkan Darurat Energi Nasional, Kata Pejabat Pemerintahan Baru
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, turun 1,01% menjadi 108,21. Minggu lalu, indeks ini mencapai level tertinggi dalam 26 bulan di 110,17.
Para ahli strategi Goldman Sachs memperkirakan potensi kenaikan dolar sebesar 5% dalam skenario dasar mereka selama beberapa bulan ke depan. Tetapi Goldman Sachs memperingatkan tentang risiko jangka pendek karena ekspektasi pasar untuk tindakan cepat terhadap tarif.
Sejak pemilihan presiden November, dolar AS telah naik 4%. Para pelaku pasar mengantisipasi kebijakan Trump akan meningkatkan pertumbuhan dan inflasi.
Perhatian investor tertuju pada kebijakan yang akan diberlakukan Trump pada hari pertamanya menjabat. Pada rapat umum pada hari Minggu, Trump mengatakan bahwa ia akan memberlakukan pembatasan ketat pada imigrasi.
Baca Juga: Ayah Elon Musk Klaim Seluruh Karier Putranya Didanai Tambang Zamrud
Beberapa analis memperkirakan Trump akan memberlakukan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA).
IEEPA adalah undang-undang federal di AS yang memberikan wewenang kepada presiden untuk mengatur transaksi ekonomi sebagai respons terhadap ancaman yang tidak biasa dan luar biasa.
Bersamaan dengan tarif, imigrasi dan pemotongan pajak akan menjadi isu utama yang menjadi sorotan pasar saat Trump menjabat.
Di sisi fiskal, "Kita akan mencermati apakah Presiden Trump menyebutkan stimulus fiskal," kata Sjay Rajadhyaksha, analis riset di Barclays seperti dikutip Reuters.
Euro melonjak 1,2% menjadi US$ 1,0398. Minggu lalu, mata uang ini mencapai level terendah dalam dua tahun di US$ 1,0177 karena ancaman tarif semakin kuat.
Baca Juga: Harga Minyak Turun, Pasar Menanti Pengumuman Kebijakan Trump
Sementara itu, data inflasi AS yang lebih lemah dan prospek beberapa pemotongan suku bunga Federal Reserve baru-baru ini telah mendorong aset berisiko, termasuk Bitcoin, yang mencapai rekor tertinggi pada hari Senin di US$ 109.071,86 dan terakhir naik 4,2% di US$ 107.120.
Trump telah berjanji untuk menjadi "presiden kripto", dan diperkirakan akan mengeluarkan perintah eksekutif yang bertujuan untuk mempromosikan adopsi aset digital secara luas.
Beberapa analis kini khawatir bahwa penundaan dalam penerapan langkah-langkah oleh pemerintah AS dapat memicu reaksi sell the news, yang berpotensi mengganggu momentum positif.
Yen terakhir berada di level 155,65 per dolar, naik 0,42% karena Bank of Japan kemungkinan akan menaikkan suku bunga kebijakannya minggu ini kecuali terjadi guncangan pasar saat Trump menjabat.
Baca Juga: Menakar Dampak Pelantikan Donald Trump Terhadap Saham Sektor Energi dan Tambang
Pasar akan fokus pada petunjuk prospek suku bunga karena harga pasar uang menyiratkan peluang 80% kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin dan 50 bps pada akhir tahun.
Yuan China naik pada hari Senin ke level tertinggi terhadap dolar sejak 3 Januari. Penguatan yuan didukung oleh panggilan telepon yang bersahabat antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari Jumat dan data ekonomi kuartal keempat yang lebih baik dari perkiraan.
Yuan offshore mencapai 7,2777 per dolar, level tertinggi sejak pertengahan Desember, naik 0,86%.
Yuan telah mengungguli sebagian besar mata uang lainnya sejak pemilihan umum AS meskipun ada ekspektasi tarif AS yang kuat. Penguatan yuan disebabkan oleh upaya People's Bank of China (PBOC) menjaga stabilitas mata uang.
PBOC yakin dapat menjaga nilai tukar yuan pada dasarnya stabil pada tingkat yang wajar dan seimbang.
Selanjutnya: Trump Akan Umumkan Darurat Energi Nasional, Kata Pejabat Pemerintahan Baru
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana? Ini Ramalan Cuaca Besok (21/1) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News