kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diwarnai sejumlah aksi korporasi, begini rekomendasi saham BBNI


Kamis, 29 Juli 2021 / 14:01 WIB
Diwarnai sejumlah aksi korporasi, begini rekomendasi saham BBNI
ILUSTRASI. Bank Negara Indonesia (BBNI) akan menggelar buyback saham dan rights issue.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan laba bersih mencapai Rp 4,4 triliun di lima bulan pertama 2021, hasil ini turun 6,8% secara year on year (yoy). Pertumbuhan pinjaman BNI mencapai 3,1% secara tahunan. Tapi beban operasional meningkat 10% secara tahunan.

Analis BRI Danareksa Eka Savitri dalam riset pada 12 Juli 2021 menyebut, likuiditas masih melimpah karena permintaan pinjaman yang masih lemah. Hal ini terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada di angka 80% per akhir Mei  2021.

Analis Maybank Kim Eng Rahmi Marina dalam riset pada 16 Juli 2021 menilai, BBNI saat ini atraktif karena beberapa hal seperti penyangga cadangan yang tinggi, prospek permodalan yang kuat karena rencana suntikan modal pemerintah Rp 7 triliun, dan pertumbuhan EPS yang menarik.

Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama melihat prospek BBNI di tahun ini akan masih menghadapi hambatan, terutama dari segmen kinerja kredit, khususnya dari korporasi.

Okie melihat, kinerja kredit BBNI di tahun ini masih akan ditopang oleh distribusi kredit usaha rakyat (KUR). Dia memproyeksikan pertumbuhan KUR berada di angka 6%-8% atau berada di atas target manajemen. “Rasio kredit macet diproyeksikan masih berada pada 3,95%,” kata Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (27/7).

Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham BBNI, ini alasannya

Suntikan modal Rp 7 triliun

Rahmi melihat suntikan dana dari pemerintah tersebut akan meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) tier-1 BBNI sebanyak 140 bps menjadi 15,8% di akhir tahun 2022. Di level ini, BBNI dinilai memiliki modal yang lebih kuat untuk mendapatkan permintaan peminjaman modal yang lebih tinggi jika pemulihan ekonomi lebih cepat daripada prediksi.

Akan tetapi, Rahmi tetapi mempertahankan prediksi pertumbuhan pinjaman BNI di akhir tahun 2022 di angka 8,0%. Dia menilai, BNI akan tetap fokus menjaga kualitas pinjaman.

Sementara itu, Eka melihat bahwa rencana suntikan modal lewat rights issue masih perlu mendapatkan persetujuan dari DPR dalam APBN 2022. Sehingga ia melihat bahwa BBNI saat ini sedang mempersiapkan opsi alternatif untuk menerbitkan obligasi sebesar US$ 500 juta atau Rp 7 triliun di kuartal ketiga 2021.

Eka melihat penerbitan obligasi tersebut akan berfungsi sebagai penyangga sementara sebagai modal tier-2 untuk mendukung rasio kecukupan modal hingga akhir 2022. Dia memperkirakan penerbitan Rp 7 triliun akan meningkatkan CAR bank sebesar 100bps menjadi 18% pada Desember 2021.

Baca Juga: Bakal ramai IPO dan rights issue jumbo, perhatikan peringatan berikut

Dengan adanya dinamika perbankan digital yang berkembang di Indonesia, BBNI juga akan menyambut digitalisasi tersebut dengan meluncurkan platfrom mobile banking baru. Manajemen mengklaim bahwa platformnya akan menawarkan produk dan layanan seperti bank digital lain seperti fitur dasar pembukaan rekening, penjualan produk wealth management, dan pengajuan pinjaman.

Selain untuk pelanggan secara ritel, Eka juga melihat bahwa BBNI sedang meningkatkan fitur digital yang digunakan oleh pelanggan institusi, dan bermitra dengan beberapa fintech untuk memberikan pinjaman. Dengan demikian, Eka melihat bahwa BBNI berharap dapat mendiversifikasi portofolio peminjaman dan meningkatkan kemampuan digitalnya ke depan.

BBNI juga sedang mempersiapkan aksi buyback saham senilai Rp 1,7 triliun. Menurut Okie, hal ini akan menarik minat investor, karena dapat membantu BBNI kembali diperdagangkan pada nilai bukunya. “Saat ini BBNI diperdagangkan pada 0,8 kali PBV tentu ini yang menjadi pertimbangan sendiri dari manajemen dalam memutuskan buyback tersebut,” kata Okie.

Sementara itu, Rahmi melihat sentimen positif yang akan mempengaruhi BBNI adalah penyelesaian lebih awal dari restrukturisasi pinjaman dengan ukuran yang besar, dan keuntungan signifikan dari pangsa pasar penggajian, yang akan mendukung pinjaman dan ekspansi current account and savings account (CASA).

Baca Juga: Dinilai atraktif, Maybank Kim Eng Sekuritas rekomendasikan beli saham BBNI

Rahmi memperkirakan BBNI bisa meraup laba Rp 7,9 triliun tahun ini, atau naik 142,56% secara tahunan. Tapi, angka ini belum kembali ke level pra pandemi yang kala itu berhasil mencatatkan laba bersih Rp 15,3 triliun.

Untuk pendapatan di tahun 2021, Rahmi melihat BBNI akan mencatatkan kenaikan pendapatan sampai 3,37% secara yoy, menjadi Rp 54,7 triliun dari Rp 52,9 triliun di tahun 2020.

Sementara itu, Eka melihat bahwa BBNI akan mencatatkan laba bersih di tahun 2021 sebanyak Rp 7,08 triliun, atau naik 115,95% secara yoy. Sedangkan pendapatan BBNI diperkirakan akan berada di angka Rp 30,83 triliun atau naik 10,82% secara yoy.

Eka merekomendasikan beli saham BBNI dengan target harga Rp 8.000 per saham. Rahmi merekomendasikan beli dengan target harga Rp 8.200 per saham. Okie merekomendasikan beli dengan target harga Rp 6.125 per saham.

Pada Kamis (29/7) pukul 14.00 WIB, harga saham BBNI berada di Rp 4.950 per saham.

Selanjutnya: Siap Cadangan Modal Tinggi, Begini Rekomendasi Saham Bank Negara Indonesia (BBNI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×