Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pekan ini dengan menguat 0,22% ke level 6.803 pada Jumat (21/2). Dalam sepekan terakhir, IHSG sudah melonjak 2,48%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Pertama, rilis data neraca dagang Indonesia yang masih surplus.
Kemudian dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Februari 2025, bank sentral Tanah Air memutuskan untuk menahan suku bunga acuan tetap di level 5,75%.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,22% ke 6.803 pada Jumat (21/2), INCO, BRIS, MAPI Jadi Top Gainers LQ45
"Kedua pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang masih cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS)," jelasnya kepada Kontan, Jumat (21/2).
Ketiga, pergerakan indeks komposit dalam negeri juga turut dipengaruhi oleh perkembangan pertemuan bank sentral AS, yang diperkirakan akan cenderung berhati-hati dalam penerapan kebijakan moneter.
"Sembari mencermati dan mempertimbangkan terhadap beberapa rilis data yang akan datang, tetapi secara konsensus diperkirakan The Fed masih akan cenderung mempertahankan suku bunga acuan," kata Herditya.
Terakhir, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh outflow investor asing yang masih deras. Aksi jual bersih asing menjadi penekan pagi pasar saham Indonesia.
Baca Juga: IHSG Turun 0,35% ke 6.673,95 Awali Perdagangan Jumat (21/2), Mengekor Bursa Regional
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, sebenarnya dari sentimen global pekan ini tergolong kondusif terhadap pergerakan IHSG.
Khususnya terkait kebijakan tarif yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Pasalnya, kalau perang tarif kembali memanas ini bisa memicu potensi perdagangan dagang dan akan berdampak negatif.
"Dari dalam negeri, pelaku pasar masih optimistis BI dapat menjalankan perannya dalam menstabilkan pergerakan rupiah dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas Nafan.
Selanjutnya: PLN Indonesia Power Targetkan Dua Mega Proyek EBT Sumbang Listik 2,4 GWh pada 2035
Menarik Dibaca: Harga Emas Turun dari Rekor Puncak, Tapi Masih Naik 8 Minggu Beruntun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News