Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JP Morgan mencermati setiap rupiah mengalami pelemahan dampaknya akan cenderung negatif terhadap kinerja emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Executive Director JP Morgan Indonesia Henry Wibowo menjelaskan pasar modal Tanah Air sangat terpengaruh oleh dinamika yang terjadi secara global, termasuk pergerakan nilai tukar rupiah.
"Jadi apa yang terjadi dari Trump 2.0 atau apa yang terjadi dari Tariff War, itu dampak utamanya terhadap Indonesia adalah imbasnya terhadap rupiah," katanya, Kamis (20/2).
Berdasarkan sensitivity analysis terhadap pasar ekuitas yang dilakukan JP Morgan, ditemukan bahwa setiap 1% pelemahan rupiah akan berdampak pada 0,5% terhadap pertumbuhan perusahaan.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,15% ke Rp 16.313 Per Dolar AS pada Jumat (21/2)
"Jadi kalau rupiah melemah kira-kira sekitar 5%, pertumbuhan pendapatan atau laba-laba koperasi Indonesia diproyeksikan rata-rata akan turun sekitar 2,5%," jelas Henry.
Rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,15% Rp 16.313 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (21/2). Namun sepanjang tahun berjalan ini, rupiah masih melemah sekitar 0,70%.
Henry bilang ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara yang dirugikan ketika mata uangnya melemah. Ini berbanding terbalik dari Jepang, ketika Yen melemah ekspornya justru membaik.
"Untuk Indonesia, narasi pelemahan rupiah dampaknya negatif terhadap pendapatan emiten dan ini tidak baik terhadap pasar modal secara keseluruhan," ucap dia.
Selanjutnya: Efisiensi Anggaran Diprotes, Wamentan: Untuk Bangun Sekolah & Genjot Sektor Pertanian
Menarik Dibaca: Hujan Guyur Semua Wilayah, Cek Ramalan Cuaca Besok (22/2) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News