Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas terkoreksi tipis namun masih dalam tren penguatan didorong masih kuatnya permintaan terhadap aset safe-haven karena kekhawatiran terhadap eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) yang semakin dalam.
Mengutip Bloomberg, Jumat (21/2) pukul 14.50 WIB, harga emas spot ada di level US$ 2.931,71 per ons troi, turun 0,25% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 2.938,98 per ons troi.
Research and Development ICDX Jonathan Octavianus mengatakan, para pejabat The Fed mulai menunjukkan pendekatan yang lebih berhati-hati dalam merespons kondisi ekonomi terkini.
Baca Juga: Harga Emas Bersiap Naik Delapan Pekan Berturut-turut, Terdorong Ancaman Tarif Trump
Pejabat The Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa ia masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, tetapi menekankan bahwa tidak ada indikasi lonjakan inflasi baru yang memerlukan respons kebijakan yang lebih agresif.
Di sisi lain, Pejabat Fed St. Louis, Alberto Musalem, menyoroti bahwa risiko inflasi tetap tinggi dan berpotensi bertahan di atas target 2%. Utamanya dengan adanya dampak dari kebijakan tarif Trump yang lebih luas.
Di sisi geopolitik, ketegangan antara AS dan Ukraina kembali meningkat. Hal itu usai Trump secara terbuka menyebut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, sebagai seorang diktator dan mendesaknya untuk segera menyepakati perjanjian damai guna menghindari risiko yang lebih besar bagi negaranya.
"Pernyataan ini memicu spekulasi mengenai kemungkinan berakhirnya konflik dalam waktu dekat, yang dapat mengurangi ketegangan geopolitik untuk sementara waktu dan membebani harga emas pada jangka pendek," tulisnya dalam riset, Jumat (21/2).
Sementara itu, data makroekonomi AS terbaru menunjukkan bahwa jumlah pengajuan tunjangan pengangguran baru di AS meningkat moderat sebesar 5.000 menjadi 219.000 untuk pekan yang berakhir 15 Februari, lebih tinggi dari ekspektasi pasar di 215.000.
Baca Juga: Harga Tembus Rp 1,7 Juta per Gram, Antam (ANTM) Ungkap Produk Emas Terlaris
Meskipun demikian, angka ini tetap mencerminkan pasar tenaga kerja yang solid, yang memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat lebih lama.
Jonathan menuturkan, fokus investor kini tertuju pada rilis data PMI Manufaktur dan PMI Jasa AS untuk bulan Februari yang dijadwalkan malam ini. PMI Manufaktur AS diproyeksikan naik ke 51,3 dari 51,2 pada Januari, sementara PMI Jasa AS diperkirakan meningkat ke 53,0 dari 52,9 pada Januari.
"Tanda-tanda positif terlihat pada sektor manufaktur dan jasa karena produksi barang dan ekspansi aktivitas jasa yang kembali meningkat setelah mengalami penurunan pada akhir tahun lalu," tuturnya.
Baca Juga: Sebulan Naik 7,29 Persen, Harga Emas Antam Hari Ini Malah Turun (21 Februari 2025)
Dari sisi teknikal, Jonathan melihat support terdekat harga emas saat ini berada di kisaran US$ 2.928 hingga US$ 2.915, dengan resistance terdekat di US$ 2.951 hingga US$ 2.961.
"Jika tekanan jual meningkat, support lebih dalam berada di US$ 2.892, sementara resistance terjauh berada di US$ 2.984," imbuhnya.
Selanjutnya: Strategi Indomobil – Changan Memperkuat Inovasi dan Industri Otomotif Indonesia
Menarik Dibaca: KFC Super Promo Tiap Senin-Jumat, Ada 2 Pilihan Paket Menu dengan Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News