Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (BIRD) berhasil menekan rugi bersih selama sembilan bulan pertama kemarin. Rugi bersih perusahaan taksi itu berhasil ditekan hingga 57,57%.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono menuturkan, pandemi Covid-19 mengakibatkan pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat. Kebijakan itu tentunya memiliki dampak pada kinerja Perseroan.
Pendapatan perusahaan taksi itu sampai dengan September 2021 tercatat sebesar Rp 1,45 triliun. Angka itu turun 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,55 triliun.
Hanya saja, ia bilang bahwa selain PPKM yang diberlakukan di 2021, bulan Januari dan Februari 2020 pendapatan BIRD masih berada dalam masa normal.
"Rata-rata pendapatan di Januari-Februari 2020 naik sekitar 7% dibandingkan Januari-Februari 2019," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (31/10).
Baca Juga: Blue Bird (BIRD) berhasil tekan rugi bersih di kuartal III-2021
Nah, apabila dibandingkan periode pandemi di 2020 dan 2021, kinerja BIRD disebutnya membaik. Rata-rata pendapatan per bulan di Januari-September 2021 naik Rp 24 miliar atau 17,5% dibandingkan rata-rata pendapatan per bulan periode Maret-Desember 2020.
Menurutnya, hal itu menunjukkan perusahaan pada jalur pemulihan yang kuat dan mampu menghadapi goncangan pandemi lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Untuk bottom line, rugi bersih BIRD hingga kuartal III-2021 tercatat sebesar Rp 66,19 miliar, membaik 57,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 156,01 miliar.
"EBITDA juga turut meningkat di kuartal III-2021 dengan nilai Rp 248 miliar, naik Rp 12,5 miliar dibandingkan kuartal III-2020," sebutnya.
Sigit menjelaskan, perbaikan itu didukung beberapa faktor. Pertama, beban langsung turun 9,6% atau Rp 125,3 miliar sebagai hasil dari efisiensi operasional perusahaan.
Kedua, strategi efisiensi perseroan juga diterapkan dalam lini pendukung operasi sehingga beban usaha juga turun Rp 46,2 miliar. Dengan begitu, rugi usaha Blue Bird membaik dari yang sebelumnya rugi Rp 177 miliar menjadi rugi Rp 108 miliar.
Ketiga, salah satu lini bisnis BIRD yaitu Mobil Go yang bergerak pada penjualan mobil bekas eks armada Bluebird menunjukkan kinerja yang sangat baik.
Laba atas penjualan aset naik sangat signifikan dari yang sebelumnya mencatat kerugian sebesar Rp 5,4 miliar menjadi laba sebesar Rp 48,6 miliar. "Hal ini didorong dari peningkatan volume dan juga perbaikan di harga jual per unit," jelasnya.
Keempat, ekspansi perseroan dari sisi teknologi dengan diluncurkannya MyBlueBird 5 dan juga kolaborasi dengan berbagai platform lain untuk booking channel dan payment channel.
Menurutnya, hal itu memberikan fleksibilitas lebih bagi pelanggan dalam melakukan pemesanan dan pembayaran.
Secara keseluruhan, Sigit menuturkan bahwa keberhasilan perusahaan memperbaiki kinerja karena adaptasi yang telah dilakukan perusahaan.
"Kami telah belajar banyak dari tahun 2020 dalam menyikapi pembatasan mobilitas masyarakat melalui berbagai program efisiensi untuk mengurangi beban perseroan," imbuhnya.
Baca Juga: Genjot kinerja hingga akhir tahun, ini jurus yang akan dilakukan Blue Bird (BIRD)
Dari sisi fundamental, posisi neraca dan kas BIRD di kuartal III-2021 semakin kuat dibandingkan tahun lalu. Posisi kas perseroan di akhir September 2021 adalah Rp 739,9 miliar dibandingkan posisi per 30 September 2020 sebesar Rp 730,9 miliar.
"Sedangkan debt to equity ratio di 30 September 2021 adalah 0,3x menunjukkan posisi neraca yang sangat sehat dan perusahaan masih memiliki ruang yang sangat lebar untuk melakukan ekspansi," tuturnya.
Dari sana, BIRD juga akan terus mengembangkan sayap di bisnis pengiriman barang. Asal tahu, sejak 2020 perusahaan sudah masuk dalam bisnis pengiriman barang untuk meningkatkan utilitas armada taksinya.
Pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa partner seperti Indogrosir, Paxel, Union Group, Kem Chicks, Kereta Api Indonesia dan lain-lain.
Tahun ini, layanan pengiriman barang Bluebird Kirim sudah masuk sebagai alternatif pengiriman barang di Shopee.
"Ke depannya, perseroan akan berekspansi untuk masuk sebagai alternatif pengiriman dalam berbagai platform e-commerce lainnya mengingat potensi bisnis yang cukup besar dari segmen ini," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News