kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dihadapkan Sejumlah Tantangan, Begini Rekomendasi Saham Tower Bersama (TBIG)


Selasa, 15 Maret 2022 / 07:50 WIB
Dihadapkan Sejumlah Tantangan, Begini Rekomendasi Saham Tower Bersama (TBIG)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger di sektor telekomunikasi dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) memberi tantangan bagi kinerja PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG). Namun, analis tetap optimistis  tantangan tersebut tidak sampai menggerus kinerja TBIG. Katalis positif lain tetap membuat saham TBIG menarik. 

Sejak awal tahun ini, merger antara PT Indosat (ISAT) dengan PT Hutchison 3 sudah terlaksana. Kini, jumlah emiten operator telekomunikasi berkurang menjadi 4 perusahaan. Willy Suwanto Analis CGS CIMB dalam risetnya memproyeksikan pertumbuhan sewa menara TBIG berpotensi melambat dalam jangka pendek di tengah periode konsolidasi bisnis ISAT dan Hutchison 3. 

Kepala riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu juga mengatakan dalam jangka pendek akan terjadi penurunan pertumbuhan karena sektor telekomunikasi dan sektor menara sedang mencari keseimbangan baru setelah adanya merger dan konvergensi.

Namun, secara jangka panjang Chandra memproyeksikan faktor merger akan memberikan manfaatkan karena membuat skala operasi menjadi lebih besar. "Bagaimana pun sektor menara akan bertumbuh kembali seiring dengan kebutuhan akan permintaan data," kata Chandra, Senin (14/3). 

Baca Juga: Bank Digital Dituntut Punya Ekosistem, Analis Rekomendasikan Saham Ini

Willy menyimpulkan sentimen merger di sektor telekomunikasi hanya akan memberi pengaruh yang terbatas. Willy tetap merekomendasikan overweight untuk TBIG. 

Sementara, Analis JP Morgan Ranjan Sharma dalam riset menulis pertumbuhan tenant TBIG meningkat dengan semua perusahaan telekomunikasi besar berinvestasi dalam jaringannya. TBIG juga berpotensi tumbuhkan pendapatan di tahun ini dengan dorongan akuisisi menara. 

Saat ini kenaikan suku bunga acuan AS sudah di depan mata. TBIG yang memiliki utang denominasi dollar AS berpotensi terpapar tantangan dari kenaikan suku bunga dan fluktuasi rupiah. 

Willy menganalisis setiap kenaikan 1% dari tingkat suku bunga berpotensi menurunkan pendapatan sebesar 15% untuk TBIG. Namun,  dalam menghadapi kenaikan suku bunga AS, tentunya para perusahaan menara telah mengamankan pendanaan baru atau membiayai kembali fasilitas pinjamannya untuk mendukung arus kas. 

Baca Juga: Saham Sektor Komoditas Mulai Loyo, Analis Masih Kasih Rekomendasi Beli Saham Ini

Sementara, Chandra mengamati kapasitas pinjaman dari TBIG ditentukan oleh seberapa besar EBITDA. Persyaratan pinjaman dikaitkan dengan rasio terhadap EBITDA. Sedangkan, kenaikan tingkat bunga, tidak dapat dihindari karena ada kenaikan tingkat bunga global dan berlaku untuk semua sektor.

Chandra berpandangan selama tidak ada akuisisi yang signifikan, TBIG seharusnya tidak membutuhkan pinjaman yang lebih banyak.

Sementara, risiko fluktuasi cenderung terbatas mempengaruhi keuangan TBIG. Chandra mengamati pemerintah cukup baik dalam menjaga kestabilan rupiah. Selain itu, untuk menghadapi tantangan fluktuasi rupiah, TBIG juga melakukan hedging untuk utang dalam denominasi dollar AS. 

Hingga saat ini, TBIG belum melaporkan kinerja keuangan di sepanjang 2021. Dalam laporan keuangan kuartal III-2021 TBIG mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 4,56 triliun. Jumlah tersebut naik 15,84% dibanding kuartal III-202. Sedangkan, laba bersih TBIG mencapai Rp 1,08 triliun atau naik 44,57% secara tahunan. 

Ranjan memproyeksikan di sepanjang 2021 pendapatan TBIG naik ke Rp 6,18 triliun. Sementara, pendapatan di 2022 kembali naik ke Rp 6,73 triliun.

Analis Ciptadana Sekuritas Gani merekomendasikan beli dan memasang target harga di Rp 4.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×