Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham-saham komoditas mulai melandai pekan lalu. Ini terjadi baik pada saham-saham komoditas energi maupun saham-saham komoditas perkebunan.
Tengok saja, indeks IDX Sektor Energi tercatat mengalami pelemahan 0,84% pada perdagangan akhir pekan lalu (11/3). Indeks IDX Sektor Energi turun paling dalam pada Jumat lalu.
Sementara indeks IDX Sektor Non Siklikal, yang menaungi sektor perkebunan, masih menguat tipis 0,04% akhir pekan lalu. Tapi, bila dihitung sepekan terakhir, indeks sektor ini turun 0,87%.
Sejumlah saham perkebunan menjadi pemberat indeks sektor ini. Misalnya saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang turun 14,75% dan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang turun 9,12%.
Meski begitu, sejumlah analis meyakini prospek saham-saham komoditas masih menarik. Emtrade menilai dalam jangka pendek saham sektor komoditas tetap menarik, setidaknya hingga tensi perang mereda dan kepastian implementasi sanksi ekonomi untuk Rusia.
Baca Juga: Bursa Efek Rusia Akan Tutup Sementara
Maklum, saat ini kondisi masih dipenuhi ketidakpastian terkait sanksi ekonomi untuk Rusia. Beberapa negara Eropa menolak mengimplementasikan sanksi tersebut.
Secara teknikal, Emtrade antara lain menilai PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) masih menarik. Saham ini masih bergerak dalam tren naik. Dalam jangka pendek AALI berpotensi menguat menguji area resistance di Rp 12.625, yang diperoleh dari level tertinggi Maret 2022.
Analis JP Morgan Jeffrey Ng juga masih memasang rekomendasi overweight untuk AALI. Dia mematok target harga saham ini di Rp 29.000. Saham AALI Jumat lalu ditutup di Rp 11.750 per saham.
Sekadar informasi, menurut data Bloomberg, rekomendasi JP Morgan untuk AALI termasuk yang paling tepat. Setahun terakhir investor yang berinvestasi saham AALI dan mengikuti rekomendasi JP Morgan memperoleh return sekitar 9,64%.
Baca Juga: Sudah Terbit Beleid Berjilid-jilid, Harga Migor Tetap Melejit
Di sektor batubara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dinilai termasuk yang masih memiliki prospek menarik. Analis Mira Asset Sekuritas Juan Harahap misalnya, menaikkan rekomendasi PTBA menjadi buy dari sebelumnya hold. Ia mematok target harga PTBA di Rp 4.500 per saham.
Sebelumnya, analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo juga menaikkan rekomendasi PTBA dari hold menjadi buy. Ia memasang target harga di Rp 4.300 per saham. Jumat lalu, harga PTBA bertengger di Rp 3.480 per saham.
Emtrade juga menilai PT Indika Energy Tbk (INDY) secara teknikal masih bergerak dalam tren naik. Saat ini INDY berada di area support Rp 2.330 yang diperoleh dari MA20 daily.
Bila berhasil memantul, dalam jangka pendek berpotensi menguat menguji area resistance Rp 3.000 yang diperoleh dari level tertinggi Maret 2022. Jumat lalu, INDY ditutup di Rp 2.370 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News