kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah sentimen corona, simak kinerja sederet logam mulia di kuartal pertama


Minggu, 05 April 2020 / 12:36 WIB
Di tengah sentimen corona, simak kinerja sederet logam mulia di kuartal pertama
ILUSTRASI. Emas batangan. Kuartal I-2020 menjadi periode yang kurang menguntungkan bagi komoditas logam mulia. REUTERS/Toru Hanai/File Photo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal I-2020 menjadi periode yang kurang menguntungkan bagi komoditas logam mulia. Setelah sempat mendapat angin segar dengan ditandatanganinya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) - China, badai kemudian datang dan menyapu angin tersebut.

Badai tersebut bernama pandemi virus corona yang telah menjangkiti hampir seluruh negara di dunia dan menimbulkan ancaman resesi ekonomi. Lantas seperti apa kinerja komoditas logam mulia sepanjang kuartal I-2020 kemarin?

Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini turun Rp 10.000, Sabtu 4 April 2020

Ternyata paladium merupakan komoditas logam mulai dengan kinerja yang paling moncer sepanjang kuartal I-2020. Merujuk Bloomberg, paladium mengawali tahun ini berada di level US$ 1.903,60 per ons troi. Sementara pada akhir kuartal I-2020, paladium sudah berada di level US$ 2.304,80 per ons troi. Dengan demikian, sepanjang kuartal I-2020, paladium telah tumbuh 21,08%.

Kinerja luar biasa paladium pada kuartal I-2020 dinilai Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim tidak terlepas dari tengah tingginya permintaan akan kendaraan listrik. Sayangnya permintaan yang tinggi ini tidak diiringi dengan ketersediaan paladium yang cenderung terhambat pada kuartal I-2020 kemarin.

“Dengan adanya persebaran virus corona, stockpile terus menurun. Imbasnya keberadaan sparepart kendaraan listrik terhambat sehingga membuat harga paladium terus merangkak naik,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).

Sementara peringkat kedua ditempati oleh emas. Meski dikenal sebagai aset safe haven terbaik, nyatanya emas tak menunjukkan kemilaunya pada kuartal I-2020 kemarin. Berdasarkan Bloomberg, emas di Bursa Comex mengawali tahun ini dengan berada di level US$ 1.536,10 per ons troi. Lalu, pada 31 Maret 2020, emas tercatat berada di level US$ 1.596,60 per ons troi.

Baca Juga: Harga emas naik ke US$ 1.619,40 per ons troi, terangkat payroll AS yang mengecewakan

Artinya pada tiga bulan tersebut, emas hanya tumbuh 3,97% saja. Padahal pasar tengah diselimuti kekhawatiran dan ketidakpastian imbas pandemi virus corona. Seharusnya, momen tersebut merupakan saat terbaik bagi si kuning menunjukkan kemilaunya.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan tidak mengkilapnya kinerja emas seiring dengan beralihnya para investor untuk memburu uang tunai. Sehingga emas sebagai safe haven justru dijual oleh para investor guna mendapatkan uang tunai di tengah situasi saat ini.

“Ini yang membuat harga emas sempat terkoreksi cukup dalam karena investor serempak melakukan aksi jual. Investor saat ini lebih memilih memegang dolar Amerika Serikat (AS) ketimbang menyimpan emas,” jelas Faisyal pada Jumat (3/4).

Baca Juga: Aset alokasi terbaik di masa Wabah Covid-19

Lalu di peringkat ketiga terdapat perak. Emas putih ini ternyata tak mampu keluar dari tekanan sepanjang kuartal I-2020. Mengutip Bloomberg, harga perak di Bursa Comex berada di level US$ 18,01 ketika memulai tahun 2020. Namun sayang, pada 31 Maret, harga perak telah turun cukup dalam ke level US$ 14,16 per ons troi. Artinya, perak telah terkoreksi hingga 21,93%.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menyebut dalamnya koreksi harga perak tidak terlepas dari persebaran virus corona. Wahyu menjelaskan perak memiliki karakteristik yang mengekor harga emas. Sehingga pergerakan harga emas akan turut berpengaruh terhadap harga perak.

“Sementara imbas corona kan membuat investor berburu dolar Amerika Serikat hingga membuat emas pun dijual. Harga emas yang sempat anjlok pada akhirnya turut membuat harga perak ikut anjlok,” jelas Wahyu kemarin, Sabtu (4/4).

Baca Juga: Inilah komoditas pemacu inflasi minggu pertama April 2020

Terakhir, komoditas logam mulia dengan kinerja paling buruk sepanjang kuartal I-2020 adalah platinum. Berdasarkan Bloomberg, platinum berada di level US$ 983,60 per ons troi pada awal tahun 2020.

Namun pada akhir kuartal I-2020, platinum jeblok ke level US$ 729,90 per ons troi. Hal ini membuat platinum telah terkoreksi hingga 25,79% sepanjang tiga bulan kemarin.

Ibrahim menuturkan anjloknya kinerja platinum tidak terlepas dari persebaran virus corona. Pandemi membuat berbagai negara menetapkan kebijakan work from home hingga lockdown. Kebijakan tersebut berujung tidak beroperasinya pabrik-pabrik, khususnya yang di China, sehingga permintaan terhadap platinum pada akhirnya menurun drastis.

Baca Juga: Harga emas Antam kembali pecahkan rekor, berikut penjelasan analis

“Imbas corona kan banyak pabrik dan perusahaan yang diliburkan sehingga tidak produksi lagi. Padahal platinum merupakan bahan campuran untuk pembuatan senjata, peluru, hingga berbagai barang elektronik,” tutur Ibrahim.

Para analis sependapat bahwa prospek komoditas logam mulia ke depannya masih sangat bergantung terhadap penanganan pandemi virus corona. Jika virus corona mereda, harga komoditas logam mulia diperkirakan akan kembali relatif stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×