Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tidak menghentikan PT Transkon Jaya Tbk (TRJA) membidik pelanggan dan kontrak anyar di tahun 2020 ini. Sejauh ini, emiten penyewaan kendaraan light vehicle (LV) itu telah mengantongi kontrak baru untuk proyek pertambangan emas di Sulawesi Selatan dan Halmahera.
Sekretaris Perusahaan Transkon Jaya Alexander Syauta mengungkapkan bahwa di sisa tahun ini TRJA masih membidik beberapa kontrak baru baik yang berada di Kalimantan maupun di luar Kalimantan. Untuk di luar Kalimantan, TRJA tengah menyasar proyek pertambangan non-batubara khususnya emas di Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Adapun perkembangan dari kontrak yang dibidik itu masih belum signifikan, belum mencapai 50%. "Mungkin di sekitar bulan Oktober persentasenya akan lebih tinggi lagi," jelas Alexander kepada Kontan.co.id.
Hal ini mempertimbangkan dana pelanggan yang biasanya baru akan dihabiskan di akhir tahun. Alexander menambahkan, kontrak-kontrak yang dikejar itu merupakan bagian dari langkah mitigasi terhadap portofolio yang dimiliki TRJA.
Baca Juga: Usai IPO, TRJA Bidik Kenaikan Laba 10%
Asal tahu saja, di tahun 2015, portofolio TRJA seluruhnya penyewaan kendaraan di pertambangan batubara. Sejak saat itu dari tahun ke tahun TRJA mulai memperluas bisnis ke industri non-batubara.
Padahal, industri pertambangan non-batubara sebagian besar berada di luar Kalimantan. Oleh karenanya, sejak tahun 2015 TRJA mulai merambah pasar di luar di luar Kalimantan.
Beberapa daerah yang sudah dijajaki seperti pertambangan emas di Sumatra, Jawa Timur, dan NTB. Ada juga pertambangan emas dan nikel di Sulawesi. Serta proyek tembaga di Maluku Tenggara.
Untuk saat ini, komposisi portofolio TRJA menjadi 85% batubara dan 15% dari non-batubara. Emiten baru di Bursa Efek Indonesia BEI) ini berharap komposisi tersebut bisa menjadi 50% batubara 50% non-batubara.
Baca Juga: Usai IPO, Transkon Jaya (TRJA) berupaya mendiversifikasi pendapatan
Sementara kontrak terbaru yang telah dikantongi adalah TRJA penyediaan kendaraan di pertambangan emas di Halmahera senilai kurang lebih Rp 45 miliar. TRJA akan mengadakan setidaknya 96 kendaraan double cabin untuk pelanggan baru ini.
"Sebanyak 44 unit akan dilakukan pengadaan di bulan September hingga Oktober. Sementara 52 unit lainnya di bulan Oktober hingga November," ungkap Alexander kepada Kontan.co.id. Dengan adanya penambahan ini, TRJA memperkirakan akan memiliki sekitar 2.200 unit kendaraan untuk disewakan hingga akhir tahun 2020.
Untuk pengadaan unit armada tersebut, TRJA akan memanfaatkan dana yang dihimpun dari initial public offering (IPO) yang baru saja dilakukannya. Mengutip dari prospektusnya, sebesar 70% dari dana IPO memang dialokasikan untuk pengembangan usaha, seperti sebagai uang muka pembelian kendaraan baru untuk disewakan sesuai dengan kegiatan usaha.
Baca Juga: Pasca-IPO, Transkon Jaya (TRJA) bidik kenaikan laba bersih hingga 10% tahun ini
Tetap berjalannya bisnis di tengah pandemi Covid-19, membuat TRJA optimistis bisa mencatatkan kenaikan pendapatan antara 6% hingga 7% dibanding akhir tahun 2020. Sementara labanya diperkirakan akan meningkat 10%.
Mengutip laporan keuangannya dalam prospektus, sepanjang tahun 2019, TRJA berhasil mencatatkan pendapatan bersih hingga Rp 401,34 miliar naik 23,08% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 326,09 miliar. Sementara itu, laba bersih yang dibukukan tercatat Rp 30,56 miliar, naik 7,12% yoy dari Rp 28,53 miliar.
Adapun sepanjang bulan April 2020 TRJA telah mencatatkan pendapatan hingga Rp 141,22 miliar dan laba bersih Rp 19,86 miliar.
Baca Juga: Listing 27 Agustus, Transkon Jaya (TRJA) akan mengantongi dana IPO Rp 93,75 miliar
Langkah diversifikasi
Ke depannya, perusahaan yang berbasis di Balikpapan ini akan tetap menerapkan strategi diversifikasi agar bisnisnya berkembang. Alexander menjelaskan ada tiga tipe diversifikasi yang dilakukan TRJA, yakni diversifikasi kendaraan, geografis, dan industri.
Secara perlahan TRJA akan menambahkan unit kendaraan seperti truk dan bus. Dua tipe kendaraan ini tengah ditawarkan kepada para pelanggan di wilayah Kalimantan dan NTB. Asal tahu saja, saat ini hampir 80% dari kendaraan yang dimiliki TRJA merupakan jenis double cabin.
TRJA juga melakukan diversifikasi geografis. Transkon Jaya mulai membidik pasar-pasar di luar pulau Kalimantan. Adapun pasar-pasar di luar Kalimantan kebanyakan merupakan pertambangan non-batubara seperti emas.
Daerah-daerah yang mulanya disasar seperti Sumatra dan Sulawesi. Transkon pun melirik potensi yang kuat di Indonesia timur.
Baca Juga: Resmi melantai di BEI, saham Transkon Jaya (TRJA) melesat 24,8%
Langkah diversifikasi yang terakhir adalah diversifikasi industri. TRJA berniat memperluas industri yang dilayaninya. Tidak hanya terbatas pada pertambangan batubara dan non-batubara, TRJA ingin merambah proyek-proyek infrastruktur dan energi bari terbarukan. Kedua sektor itu akan menjadi penyerap kendaraan yang disediakan TRJA, khususnya double cabin off road.
Transkon Jaya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (27/8). TRJA mengantongi dana segar hingga Rp 93,75 miliar.
TRJA optimistis langkah IPO akan mendorong perusahaan lebih berkembang sekalipun ada pandemi Covid-19. Optimisme ini tidak terlepas dari kontrak-kontrak yang masih bisa dikantonginya sejauh ini. "Terbukti tanpa IPO pun kami bulan Juni kemarin mendapatkan proyek baru di daerah Sulawesi Selatan di Luwuk. Kemudian pada 27 Agustus kemarin kami mengumumkan mendapatkan proyek di Halmahera, Maluku Utara," imbuh Alexander.
Baca Juga: Ini 7 emiten yang akan mencatatkan saham di BEI pekan depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News