Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed membuat keputusan yang cukup mengagetkan dengan memangkas suku bunga 50 basis poin (bps) di luar jadwal pertemuan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Analis Senior Anugerah Sekuritas Bertoni Rio melihat keputusan tersebut secara langsung menguntungkan Indonesia karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah. Selain itu, keputusan The Fed juga menekan rally aset berisiko rendah dan membuat pasar saham cukup menarik sehingga menjadi lebih ramai.
Baca Juga: Kantongi pinjaman Rp 500 miliar, simak rencana Sarana Menara Nusantara (TOWR)
Namun, di sisi lain, sikap tersebut menunjukkan adanya pelemahan pertumbuhan konsumsi masyarakat dunia sebagai dampak dari wabah virus corona. "Sehingga membuat negara berpikir untuk ekspansi atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih baik dari tahun lalu," jelas Bertoni kepada Kontan, Rabu (4/3).
Dengan ancaman adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global tersebut, IHSG justru diprediksi tertekan. Dus, penguatan hari ini hanya bersifat sementara saja. Dalam kondisi seperti ini, investor dalam negeri bisa memanfaatkan masuk untuk jangka pendek mengikuti aliran modal asing yang masuk ke pasar saham.
Bertoni menyarankan untuk mengamati sektor farmasi, perbankan, barang konsumer, pakan ternak dan komunikasi. Saat ini permintaan akan kebutuhan kesehatan diprediksi meningkat seiring dengan iklim yang tak menentu. Selain itu, sektor telekomunikasi juga menarik lantaran semakin familiarnya permintaan data melalui situs daring.
Baca Juga: Cermati baik-baik dampak pemangkasan suku bunga The Fed terhadap IHSG
Dia menyarankan untuk melihat saham KLBF, INAF, KAEF, INDF, ICBP, UNVR, HOKI, CPIN, JPFA, TLKM, ISAT dan EXCL.
Analis MNC Sekuritas Catherine Vincentia menambahkan pemangkasan suku bunga AS dilakukan untuk mencegah pelebaran peluang resesi global terutama akibat virus corona. Namun, Indonesia telah selangkah lebih maju dengan menurunkan suku bunga 25 bps menjadi 4,75% pada 20 Februari 2020.
"Sehingga kami melihat bahwa belum ada potensi penurunan suku bunga kembali," jelas Catherine kepada Kontan.
Baca Juga: Memperin sebut industri cari alternatif untuk mendapatkan bahan baku selain China
Langkah ini, lanjut Catherine, diambil untuk menjaga kestabilan ekonomi di tengah sentimen negatif virus corona yang menyebabkan kekhawatiran di pasar global.
Dia menyarankan lima saham utama yang dapat dibeli investor yaitu BBRI dengan target harga Rp 5.000, TLKM dengan target Rp 4.700, HMSP dengan target Rp 2.500, UNVR dengan target Rp 8.700, dan INDF dengan target Rp 7.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News