Reporter: Riska Rahman | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Walaupun indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai rekor berkali-kali di bulan Agustus lalu, aksi net sell asing nyatanya masih marak terjadi di bursa domestik.
Hal tersebut terlihat dari banyaknya saham yang dibuang oleh para pelaku pasar asing. Namun, ternyata masih ada beberapa saham yang patut dicermati investor lokal.
Saham-saham yang masuk di indeks LQ45 seperti ASII, BMRI, HMSP, dan LSIP masuk ke dalam daftar saham yang memiliki nilai net sell asing terbanyak. Mengutip data RTI, jumlah net sell asing saham ASII di bulan Agustus mencapi angka Rp 1,74 triliun.
Saham BMRI pun mengalami hal yang sama. Nilai net sell saham emiten bank pelat merah ini mencapai Rp 1,68 triliun di bulan lalu.
Tak hanya saham di indeks LQ45, saham-saham lain seperti BEKS, BKSL, MLPL, TAXI, dan SMRU juga terkena aksi jual asing ini. Nilai net sell asing terbesar terjadi pada saham BKSL, di mana asing telah menjual saham ini sebanyak Rp 58,56 miliar dalam sebulan.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, aksi jual ini tak semata-mata terjadi karena buruknya prospek saham-saham tersebut. "Aksi jual asing ini juga bisa disebabkan oleh keinginan mereka untuk menyeimbangkan portofolio," kata Hans kepada KONTAN, Minggu (3/9).
Pasalnya, beberapa saham yang memiliki nilai net sell asing tinggi tersebut punya prospek yang cukup baik. Saham ASII, contohnya, dipandang Hans punya potensi kenaikan yang cukup baik berkat mulai meningkatnya angka penjualan mobil di semester 1 2017.
Namun, Hans tak menampik ada beberapa saham yang memang memiliki prospek yang belum begitu baik.
"HSMP masih punya tantangan berkat kebijakan pemerintah soal cukai rokok dan pembatasan iklan. Sedangkan LSIP terkena dampak harga CPO yang cenderung stagnan," paparnya.
Analis OSO Sekuritas Riska Afriani pun melihat net sell asing beberapa saham ini disebabkan oleh faktor eksternal. Selain faktor daya beli yang mempengaruhi ASII dan harga CPO yang mempengaruhi LSIP, faktor persaingan bisnis juga bisa jadi salah satu alasan mengapa asing membuang saham tertentu.
"Ketatnya persaingan bisnis dengan transportasi online membuat asing tak terlalu suka dengan saham TAXI karena potensi ke depannya jadi kurang baik untuk saham tersebut," ujar Riska.
Meski begitu, Riska bilang tak semua saham yang dibuang asing punya potensi yang tidak baik. Saham BMRI, misalnya, masih punya potensi yang baik karena perbaikan tingkat non-performing loan (NPL) dan pertumbuhan kredit di tahun ini.
Beberapa saham yang dibuang asing pun masih ada yang cukup menarik untuk investor lokal. Hans menyarankan saham ADRO, BUMI, BBNI, dan ASII untuk dilirik para investor dalam negeri, sedangkan Riska menyarankan saham BBNI, BMRI, dan ASII untuk jadi perhatian para pelaku pasar domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News