kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

CHEK Bidik Ekspansi Genomik Usai IPO, Targetkan Pendapatan Tumbuh 40%


Jumat, 22 Agustus 2025 / 15:46 WIB
CHEK Bidik Ekspansi Genomik Usai IPO, Targetkan Pendapatan Tumbuh 40%
ILUSTRASI. Perusahaan distributor alat kesehatan PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK).


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) menjadi perusahaan tercatat ke-19 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025. Emiten distributor alat kesehatan ini siap berekspansi selepas melantai di bursa pada 10 Juli 2025 lalu.

CHEK menawarkan 815 juta saham baru, setara 20,04% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga yang ditawarkan dalam kisaran Rp 120–Rp 140 per lembar. Dari harga ini, CHEK meraup dana segar Rp 97,8 miliar-Rp 114,1 miliar.

Selepas hajatan ini, Direktur Utama CHEK, F.X. Yoshua Raintjung mengatakan, perseroan akan fokus mengembangkan produk-produk genomik.

Baca Juga: Bidik Pendapatan 2025 Naik 20%, Sinar Terang Mandiri (MINE) Tancap Gas Usai IPO

Secara sederhana, teknologi itu bisa membantu mengetahui bakat penyakit di setiap individu. CHEK juga akan terlibat dalam sejumlah proyek pengadaan alat kesehatan.

Melansir prospektus perusahaan, CHEK saat ini memiliki dua lini usaha, yakni diagnostik klinis (clinical diagnostic) dan ilmu hayati (life science). Lini usaha diagnostik klinis terdiri dari aneka produk yang ditujukan untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan memantau penyakit manusia. 

Sementara itu, lini usaha ilmu hayati berfokus pada produk yang digunakan untuk keperluan laboratorium, ilmu pengetahuan, riset, atau aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. 

Produk-produk alat kesehatan yang didistribusikan CHEK mayoritas adalah produk berspesifikasi canggih dan berasal dari jenama ternama seperti Bio-Rad, Siemens, dan Thermo Fisher. 

Baca Juga: Usai IPO, Merry Riana Edukasi (MERI) Bakal Tambah Titik Learning Center

Dengan menjadi perusahaan publik, CHEK akan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja seperti membiayai kegiatan operasional, pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, dan biaya sewa.

Secara khusus, CHEK juga berencana untuk terlibat dalam proyek pengadaan program Strengthening Indonesia’s Healthcare Referral Network (SIHREN), Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia (SOPHI), dan Indonesia Public Laboratory System Strengthening (In-PLUS) oleh Kementerian Kesehatan Indonesia. 

Nilai pengadaan tersebut ditaksir membutuhkan Rp 100 miliar.

Hingga pertengahan Juni 2025, CHEK telah berada dalam posisi yang dipertimbangkan dan dinyatakan memenuhi syarat administrasi awal (eligible), namun belum memasuki tahap negosiasi harga ataupun penetapan pemenang.

Pada program SOPHI, CHEK mengikuti proses pengadaan produk suction pump portable. CHEK sudah melengkapi seluruh dokumen pemilihan dan melakukan unggah dokumen penawaran pada tanggal 4 Juni 2025. 

Baca Juga: Gelar IPO, Diastika Biotekindo (CHEK) Bidik Pertumbuhan Kinerja Hingga 20%

Sementara itu, CHEK turut pula dalam proses tender produk kesehatan HPV-DNA dengan merek DB-XACT yang tercantum di e-Katalog LKPP. Produk ini telah terdaftar sebagai produk alat kesehatan dalam negeri (AKD) dan perseroan ada di peringkat ketiga dalam proses seleksi.

“Kalau dibagi antara untuk proyek dan untuk yang reguler, kurang lebih 70% (dana IPO) akan lebih fokus ke proyek,” jelas Yoshua.

Strategi Perusahaan

CHEK mengaku, pihaknya saat ini telah menguasai 33% pangsa pasar produk pemeriksaan HbA1c merk Bio-Rad, yakni produk pemeriksaan diabetes. Perseroan mencatat, ada lebih dari 1,56 juta tes menggunakan alat hasil distribusi CHEK tersebut.

CHEK juga telah menjalin kerjasama dengan sejumlah prinsipal internasional, seperti perusahaan penyedia alat diagnostik klinis asal Amerika Serikat, Bio Rad.

Secara basis pelanggan, jaringan CHEK meliputi rumah sakit daerah maupun swasta, laboratorium klinik, instansi, universitas, balai riset dan pengembangan, serta kementerian pemerintah. 

Baca Juga: Usai IPO, Fore Kopi (FORE) Bidik Pendapatan Tumbuh 50% Pada 2025

Untuk pelanggan lini usaha life science, CHEK telah melayani perusahaan-perusahaan ternama seperti Indofood, Charoen Pokphand, dan Kimia Farma. 

Adapun, produk-produk CHEK telah menjangkau wilayah Jabodetabek, Jawa, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. CHEK turut menggandeng subdistributor lain di wilayah-wilayah tersebut. 

“CHEK juga menambah cakupan pasar dengan masuk ke sektor dinas kesehatan provinsi dan kota melalui mekanisme tender cepat,” ujar Yoshua.

Berkat strategi ini, CHEK berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 78,31 miliar di semester I 2025, meningkat 26,69% dibandingkan setahun sebelumnya sebesar Rp 61,81 miliar. 

Pendapatan paling tinggi disumbang segmen diagnostik klinis yakni naik menjadi Rp 9,93 miliar dari Rp 59,76 miliar. Kemudian, segmen life science meningkat menjadi Rp 9,93 miliar dari Rp 6,98 miliar.

Di periode yang sama, CHEK juga berhasil membalik rugi Rp 1,46 miliar di semester I 2024 menjadi laba Rp 5,25 miliar pada semester I 2025.

Baca Juga: Saham CDIA-CHEK-COIN-BLOG-ASPR Akan IPO Di BEI Juli 2025, Cek yang Layak Dibeli?

Hingga akhir 2025, CHEK menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 40%, dengan total pendapatan mencapai Rp 220 miliar, naik dari Rp 154,8 miliar pada tahun sebelumnya. 

Untuk menjaga kinerja bisnisnya, CHEK akan terus meningkatkan efisiensi biaya produksi dan memperkuat layanan purnajual. Secara bersamaan, CHEK bakal fokus pada inovasi produk diagnostik dan genomik dengan mengembangkan produk OEM atau barang hasil produksi CHEK namun dijual dan diberi merek perusahaan lain yang bersertifikasi TKDN.

CHEK pun akan menambah jumlah sales representative dan perusahaan sub distributor di seluruh kota besar di Indonesia, serta menempatkan tim teknis di beberapa lokasi strategis. Yoshua menaksir, CHEK akan mulai mengekspor produknya dalam dua tahun mendatang.

Baca Juga: Saham Diastika Biotekindo (CHEK) Melesat 34,38% Pasca Resmi Melantai di BEI

Strategi ini dilakukan juga sebagai upaya mengatasi tantangan bisnis CHEK seperti pelemahan nilai tukar rupiah dan ketatnya persaingan. Maklum, CHEK punya 4.332 kompetitor di Indonesia.

Selanjutnya: BI Perkirakan Rupiah Stabil di Kisaran Rp16.300 per USD Tahun Ini

Menarik Dibaca: 4 Pelajaran dari Pendidikan Berbasis Militer untuk Mahasiswa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×