Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
CHEK mengaku, pihaknya saat ini telah menguasai 33% pangsa pasar produk pemeriksaan HbA1c merk Bio-Rad, yakni produk pemeriksaan diabetes. Perseroan mencatat, ada lebih dari 1,56 juta tes menggunakan alat hasil distribusi CHEK tersebut.
CHEK juga telah menjalin kerjasama dengan sejumlah prinsipal internasional, seperti perusahaan penyedia alat diagnostik klinis asal Amerika Serikat, Bio Rad.
Secara basis pelanggan, jaringan CHEK meliputi rumah sakit daerah maupun swasta, laboratorium klinik, instansi, universitas, balai riset dan pengembangan, serta kementerian pemerintah.
Baca Juga: Usai IPO, Fore Kopi (FORE) Bidik Pendapatan Tumbuh 50% Pada 2025
Untuk pelanggan lini usaha life science, CHEK telah melayani perusahaan-perusahaan ternama seperti Indofood, Charoen Pokphand, dan Kimia Farma.
Adapun, produk-produk CHEK telah menjangkau wilayah Jabodetabek, Jawa, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. CHEK turut menggandeng subdistributor lain di wilayah-wilayah tersebut.
“CHEK juga menambah cakupan pasar dengan masuk ke sektor dinas kesehatan provinsi dan kota melalui mekanisme tender cepat,” ujar Yoshua.
Berkat strategi ini, CHEK berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 78,31 miliar di semester I 2025, meningkat 26,69% dibandingkan setahun sebelumnya sebesar Rp 61,81 miliar.
Pendapatan paling tinggi disumbang segmen diagnostik klinis yakni naik menjadi Rp 9,93 miliar dari Rp 59,76 miliar. Kemudian, segmen life science meningkat menjadi Rp 9,93 miliar dari Rp 6,98 miliar.
Di periode yang sama, CHEK juga berhasil membalik rugi Rp 1,46 miliar di semester I 2024 menjadi laba Rp 5,25 miliar pada semester I 2025.
Baca Juga: Saham CDIA-CHEK-COIN-BLOG-ASPR Akan IPO Di BEI Juli 2025, Cek yang Layak Dibeli?
Hingga akhir 2025, CHEK menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 40%, dengan total pendapatan mencapai Rp 220 miliar, naik dari Rp 154,8 miliar pada tahun sebelumnya.
Untuk menjaga kinerja bisnisnya, CHEK akan terus meningkatkan efisiensi biaya produksi dan memperkuat layanan purnajual. Secara bersamaan, CHEK bakal fokus pada inovasi produk diagnostik dan genomik dengan mengembangkan produk OEM atau barang hasil produksi CHEK namun dijual dan diberi merek perusahaan lain yang bersertifikasi TKDN.
CHEK pun akan menambah jumlah sales representative dan perusahaan sub distributor di seluruh kota besar di Indonesia, serta menempatkan tim teknis di beberapa lokasi strategis. Yoshua menaksir, CHEK akan mulai mengekspor produknya dalam dua tahun mendatang.
Baca Juga: Saham Diastika Biotekindo (CHEK) Melesat 34,38% Pasca Resmi Melantai di BEI
Strategi ini dilakukan juga sebagai upaya mengatasi tantangan bisnis CHEK seperti pelemahan nilai tukar rupiah dan ketatnya persaingan. Maklum, CHEK punya 4.332 kompetitor di Indonesia.
Selanjutnya: BI Perkirakan Rupiah Stabil di Kisaran Rp16.300 per USD Tahun Ini
Menarik Dibaca: 4 Pelajaran dari Pendidikan Berbasis Militer untuk Mahasiswa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News