kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Chandra Asri Petrochemical (TPIA) merugi US$ 29,86 juta di semester I-2020


Senin, 27 Juli 2020 / 16:09 WIB
Chandra Asri Petrochemical (TPIA) merugi US$ 29,86 juta di semester I-2020
ILUSTRASI. Pendapatan bersih Chandra Asri (TPIA) menurun 20,1% secara tahunan menjadi US$ 841,4 juta.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tertekan sepanjang enam bulan pertama 2020. Emiten produsen bahan petrokimia ini membukukan kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 29,86 juta. Hal ini berbanding terbalik dengan torehan pada semester I-2019 dimana TPIA masih membukukan laba bersih hingga US$ 32,92 juta.

Pendapatan bersih Chandra Asri menurun 20,1% secara tahunan menjadi US$ 841,4 juta dari sebelumnya US$ 1,05 miliar. Penurunan penjualan ini sebagai akibat dari harga penjualan rata-rata produk yang lebih rendah menjadi US$ 777 per ton dari sebelumnya di kisaran US$ 996 per ton pada semester I-2019.

Bila dirinci, harga ethylene turun menjadi US$ 646 per ton dari sebelumnya US$ 906 per ton. Sementara harga polyethylene turun menjadi US$ 824 per ton dari sebelumnya US$ 1,170 per ton.

Baca Juga: Bank DBS Berikan Pinjaman USD 195 juta untuk Chandra Asri

Namun, Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan, volume penjualan TPIA masih relative stabil. Volume penjualan TPIA mencapai 1.082 kilo ton (KT) pada semester pertama 2020. Realisasi ini naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.058 KT.

Beban pokok pendapatan turun 7,4% menjadi US$ 852,6 juta, dari sebelumnya US$ 920,6 juta di di semester I-2019. “Sebagian besar karena harga naphtha yang lebih rendah menjadi rata-rata US$ 422 per metrik ton (MT), dari US$ 547 per MT, mencerminkan harga minyak mentah Brent yang lebih rendah,” ujar Suryandi saat paparan kinerja secara virtual, Senin (27/7).

Baca Juga: Realisasi pembiayaan utang sampai akhir Juni 2020 capai Rp 421,5 triliun

Sementara itu, earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) merosot 96,3% menjadi US $4,5 juta. Adapun faktor-faktor yang mendorong penurunan ini adalah permintaan yang lemah untuk produk polymer akibat perang dagang Amerika Serikat (AS), serta perlambatan ekonomi di China karena timbulnya pandemi Covid-19 yang terjadi saat periode Tahun Baru China.

Namun, Suryandi mengatakan adanya pemulihan  bisnis di sepanjang kuartal kedua 2020. Terlebih, TPIA melihat adanya peningkatan dalam aktivitas industri terutama di China dan Asia timur laut, yang mengarah pada penguatan permintaan polymer. “Kami harap embusan angin segar ini akan berlanjut sampai kuartal ketiga 2020,” sambung dia.

Optimisme ini juga  didukung dengan turunnya harga bahan baku naphtha seiring dengan penurunan harga minyak mentah. Hal ini telah memdorong kenaikan spread margin polymer sebesar 20-30% pada kuartal kedua 2020.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) bakal implementasikan teknologi digital twin secara bertahap

Meski kinerja tertekan, Suryandi menegaskan likuiditas TPIA masih dalam posisi yang prima. Per Juni 2020, likuiditas TPIA mencapai US$ 931 juta yang terdiri dari US$ 649 juta dalam bentuk kas dan setara kas, US$250 juta dari revolving credit facility, dan US$32 juta dalam bentuk surat berharga.

Ke depan, TPIA akan menjalankan tiga strategi yang menjadi kunci dalam menjaga kinerja, yakni business continuity yang merupakan komitmen TPIA dalam memenuhi permintaan bahan petrokimia baik di dalam negeri maupun luar negeri. TPIA juga menjalankan operational excellent yakni memastikan pabrik berjalan dengan baik serta financial resilient, yakni memperkuat keuangan emiten ini.

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) akan mengucurkan pinjaman US$ 252 juta untuk PLTU Jawa 9 dan 10

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×