Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA) belum memutuskan besaran pembagian dividen tahun buku 2017. Namun, kemungkinan dividen tunai yang akan dikucurkan berkisar 25% hingga 40% dari laba bersih tahun lalu.
Estimasi porsi dividen tersebut akan mempertimbangkan sejumlah ekspansi yang akan dilakukan perseroan ini dalam beberapa waktu ke depan. "Kebijakan dividen menunggu hasil rapat umum pemegang saham pada April nanti," ungkap Suryandi, Direktur dan Corporate Secretary TPIA, kemarin (15/3).
Tahun lalu, TPIA membukukan laba bersih sebesar US$ 318,62 juta. Angka tersebut naik 6,20% dibandingkan laba bersih 2016. Dengan asumsi itu, maka TPIA berpotensi membagikan dividen 2017 berkisar US$ 79,66 juta hingga US$ 127,45 juta.
Sejatinya, perusahaan petrokimia ini juga sudah membayarkan dividen interim senilai Rp 587,69 miliar pada 8 November tahun lalu.
Tahun ini, TPIA tetap melanjutkan ekspansi usaha. Manajemen TPIA akan menyelesaikan dua proyek, yakni menambah kapasitas pabrik butadiena dan pabrik PT Synthetic Rubber Indonesia.
Proses penambahan kapasitas ini akan mengakibatkan shut down sementara pabrik butadiena. "Kemungkinan shut down terjadi pada kuartal dua 2018, namun akan kembali berkontribusi pada kuartal tiga 2018," ujar Investor Relations TPIA Harry Tamin.
Shutdown untuk penambahan kapasitas ini bakal terjadi selama sebulan. Oleh karena itu, TPIA berusaha memaksimalkan utilitas pabrik yang sudah ada.
Dari penambahan kapasitas di dua pabrik tersebut, TPIA akan mendapatkan tambahan kapasitas sebesar 157.000 ton. Sehingga di akhir tahun ini, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) itu akan memiliki total produksi sebesar 3,4 juta ton dari sebelumnya sekitar 3,3 juta ton.
Dus, TPIA berharap tahun ini dapat mencatatkan kenaikan pendapatan yang kurang lebih sama dengan pendapatan tahun sebelumnya, yakni berkisar 20%-25%.
Manajemen TPIA juga mengharapkan tambahan pendapatan yang berasal dari perusahaan joint venture dengan Michelin, yakni PT Synthetic Rubber Indonesia. Namun, TPIA tak terlalu banyak berharap tambahan dari perusahaan bernilai investasi US$ 435 juta ini, karena hanya menguasai 45% saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News