CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Cermati Reksadana Pilihan BRI Manajemen Investasi Saat Ekonomi Global Tertekan


Kamis, 25 April 2024 / 06:05 WIB
Cermati Reksadana Pilihan BRI Manajemen Investasi Saat Ekonomi Global Tertekan
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar finansial tanah air mengalami tekanan cukup hebat pasca libur lebaran Idul Fitri 2024. Utamanya konflik Timur Tengah membawa sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah, saham, serta obligasi. 

Chief Investment Officer PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI), Herman Tjahjadi, mengatakan bahwa ketegangan antara Israel dan Iran, serta kembali meningkatnya inflasi Amerika Serikat (AS) merupakan sentimen yang membebani pasar akhir-akhir ini.

Sebab, sentimen tersebut telah menguatkan posisi dolar AS sebagai instrumen safe haven oleh para investor global.

Baca Juga: Reksadana Pilihan BRI Manajemen Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

“Mata uang dolar menguat terhadap semua mata uang negara-negara berkembang, sehingga rupiah pun terkoreksi ke level sekitar Rp 16.200. Ini mengakibatkan pasar saham maupun pasar obligasi domestik menghadapi koreksi pasca libur Lebaran 2024,” jelas Herman dalam siaran pers, Rabu (24/4).

Oleh karena itu, Herman menganjurkan bagi para investor untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk mengoptimalkan nilai investasi dalam jangka panjang di tengah situasi geopolitik saat ini.

BRI Manajemen Investasi menyarankan investor untuk mengambil strategi konservatif dalam masa-masa ketidakpastian global dengan berinvestasi ke dalam produk konservatif seperti reksadana Pasar Uang (RDPU).

Sementara, bagi investor dengan risiko profil lebih tinggi, bisa tetap melakukan investasi secara bertahap ke dalam reksadana pendapatan tetap dan/atau campuran, sambil tetap memonitor kondisi perkembangan geopolitik.

Baca Juga: BRI Manajemen Investasi Catat Peningkatan AUM Reksadana Sebesar 13% pada 2023

Berdasarkan kondisi terkini, BRI-MI merekomendasikan dua produk yaitu Reksadana BRI Seruni Pasar Uang II (SPU II) untuk investor konservatif, dan reksadana campuran yaitu reksadana BRI anggrek fleksibel bagi investor yang memiliki profil risiko yang lebih tinggi sebagai diversifikasi produknya.

Sebagai informasi, Reksadana SPU II menawarkan tingkat pendapatan bersaing dengan tetap mempertahankan nilai modal investasi dan menjaga kestabilan likuiditas, dengan Investasi 100% pada Instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau efek bersifat utang. Adapun SPU II merupakan produk unggulan sinergi perseroan di BRI Group.

Sementara, reksadana anggrek fleksibel menawarkan pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang, namun tetap memberikan pendapatan yang memadai.

Anggrek fleksibel diinvestasikan maksimum 79% ke dalam Efek Ekuitas, maksimum 79% ke dalam Efek Utang serta maksimum 79% ke dalam Instrumen Pasar Uang, dimana dalam portofolio reksadana tersebut wajib terdapat efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.

Baca Juga: AUM Reksadana BRI Manajemen Investasi Tumbuh 13% pada Tahun Lalu

Terakhir, investor dapat melakukan pembelian produk reksadana di atas di aplikasi digital yaitu InvestASIK, BRIGHTS atau di gerai APERD rekanan BRI-MI lainnya, yang sangat terjangkau dengan minimal pembelian sebesar Rp10.000.

Meskipun pasar masih dibayangi tensi geopolitik, Herman melihat, pasar modal Indonesia dalam jangka panjang masih memiliki prospek positif seiring pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% untuk tahun 2024.

Dan juga ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di atas 5% dalam beberapa tahun mendatang seiring reformasi ekonomi dan hilirisasi pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Peluncuran Reksadana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS

Prospek positif jangka panjang ini juga mungkin yang mendorong CEO Apple Inc, Tim Cook, datang ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Jokowi pada hari Rabu (17/4) lalu. Sebagai informasi, Apple telah mendirikan empat Apple Developer Academy di Batam, Surabaya, Tangerang Selatan, dan yang terbaru di Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×