kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Cermati Rekomendasi Saham Emiten Produsen Emas di Tengah Kenaikan Harga Komoditasnya


Selasa, 22 April 2025 / 21:01 WIB
Cermati Rekomendasi Saham Emiten Produsen Emas di Tengah Kenaikan Harga Komoditasnya
ILUSTRASI. Produksi emas batangan Logam Mulia oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen emas benar-benar menikmati sentimen positif atas lonjakan harga emas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Tren positif harga emas ini pun tampak selaras dengan pergerakan harga saham mayoritas emiten produsen emas.

Mengutip Trading Economics, harga emas dunia tercatat berada di level US$ 3.455,14 per ons troi pada Selasa (22/4) pukul 18.21 WIB atau naik 0,60% dari hari sebelummnya. Dalam sebulan terakhir, harga emas global telah naik 14,83%. Sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas ini melonjak 31,69% year to date (ytd).

Sementara itu, harga logam mulia Antam kini telah menembus level Rp 2.039.000 per gram pada Selasa (22/4). Harga logam mulia melesat 39,18% ytd sejak awal tahun ini.

Baca Juga: Harga Emas Terus Melambung, Begini Dampaknya Bagi Emiten Produsen Emas

Tingginya harga emas dunia dan logam mulia Antam diikuti oleh tren positif harga saham sejumlah emiten produsen emas. Misalnya harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada penutupan perdagangan Selasa (22/4) berada di level Rp 2.190 per saham atau naik 37,74% dalam sebulan terakhir atau month to month (mtm). Sejak awal tahun, harga saham emiten anggota Holding BUMN pertambangan MIND ID ini telah melesat 43,61% ytd.

Selain itu, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengalami kenaikan harga saham 36,06% mtm dalam sebulan terakhir ke level Rp 615 per saham pada Selasa (22/4). Sejak awal tahun, harga saham HRTA meroket 73,73% ytd.

Ada pula PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang harga sahamnya naik 20,13% mtm dalam sebulan terakhir ke level Rp 382 per saham. Harga saham emiten Grup Bakrie ini juga melonjak 10,40% ytd sejak awal tahun ini.

Di sisi lain, harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) merosot 16,22% ytd sejak awal tahun ke level Rp 7.100 per saham pada Selasa (22/4). Walau begitu, dalam sebulan terakhir, harga saham AMMN tumbuh 39,22% mtm.

Setali tiga uang, harga saham PT United Tractors Tbk (UNTR) melorot 14,01% ytd ke level Rp 23.025 per saham pada Selasa (22/4). Namun, dalam sebulan terakhir, harga saham emiten Grup Astra ini naik 1,43% mtm.

Baca Juga: Emas Batangan Digandrungi, Cek Rekomendasi Saham Antam (ANTM) & Hartadinata (HRTA)

Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Muhammad Thoriq Fadilla menyampaikan, pergerakan harga saham emiten-emiten produsen emas memang sangat dipengaruhi oleh sentimen berupa lonjakan harga emas yang terus terjadi sampai saat ini. Harga emas global sendiri sempat menembus rekor tertinggi baru di atas level US$ 3.444 per ons troi pada April 2025. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa para pelaku pasar global sedang mencari aset aman di tengah gejolak geopolitik, pelemahan dolar AS, dan aksi beli masif dari bank-bank sentral.

“Salah satu faktor penting yang memperkuat tren positif harga emas adalah aksi Bank Sentral China yang terus menambah cadangan emasnya,” kata dia, Selasa (22/4).

Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menambahkan, tren kenaikan harga emas telah menarik perhatian para investor. Mereka menaruh kepercayaan tinggi terhadap industri pertambangan dan pengolahan emas, termasuk emiten-emiten yang ada di sektor tersebut. Tak ayal, lonjakan harga emas kemudian diikuti oleh kenaikan harga saham emiten-emiten terkait komoditas emas.

Khusus untuk kasus AMMN dan UNTR, pelemahan harga saham kedua emiten ini lebih disebabkan oleh sentimen yang memengaruhi lini bisnis lainnya.

“Contohnya adalah UNTR yang masih tertekan dengan lini bisnis alat berat dan pertambangan batubara,” ujar dia, Selasa (22/4).

Para analis memperkirakan lonjakan harga emas masih akan berlanjut, terutama jika ketidakpastian global belum mereda. Thoriq memprediksi, emas global dapat mencapai target berikutnya di level US$ 3.500 per ons troi.

Tingginya harga emas juga mendorong masyarakat dan investor institusi untuk menempatkan modalnya di instrumen yang satu ini. Di atas kertas, hal ini menjadi peluang besar bagi emiten-emiten produsen emas untuk meningkatkan produksi maupun berekspansi mencari tambang baru atau mengakuisisi tambang yang sudah ada.

Salah satunya adalah BRMS yang hendak meningkatkan produksi emas hingga lebih dari 75.000 ons troi pada 2025, atau lebih tinggi dari realisasi produksi tahun lalu sebesar 65.000 ons troi.

“Mengingat harga emas sudah di atas US$ 3.000 per ons troi, ini juga akan berdampak positif bagi kinerja BRMS pada tahun 2025,” kata Direktur & Chief Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin Wahyu Hidayat, Rabu (16/4) lalu.

BRMS juga sedang melaksanakan pembangunan infrastruktur tambang bawah tanah di Palu. Diharapkan tambang emas bawah tanah di sana dapat mulai berproduksi pada semester II-2027 dan menghasilkan emas dengan kadar yang tinggi atau 3,5—4,9 gram/ton. Jika itu terwujud, maka produksi emas BRMS akan meningkat pada akhir 2027 atau awal 2028.

Baca Juga: Kenaikan Harga Emas dan Progres Proyek Dorong Prospek Merdeka Copper Gold (MDKA)

Terlepas dari itu, emiten-emiten produsen emas tetap harus waspada karena biar bagaimanapun risiko harga emas berbalik arah sewaktu-waktu dapat muncul. Emiten di sektor ini patut mewaspadai efek perang tarif impor yang dikhawatirkan akan meningkatkan inflasi dan biaya produksi. Selain itu, perubahan regulasi seperti kebijakan tarif royalti juga bisa menjadi risiko bagi emiten-emiten di sektor tersebut.

Thoriq merekomendasikan beli saham AMMN di kisaran level Rp 6.950—7.025 per saham dengan target harga Rp 7.400—8.225 per saham dan stop loss di level Rp 6.125 per saham.

Di sisi lain, Praska merekomendasikan beli saham MDKA dengan target harga Rp 2.160 per saham. Dia juga merekomendasikan beli saham ANTM dan HRTA masing-masing dengan target harga Rp 2.500 per saham dan Rp 700 per saham.

Menurut Praska, dalam jangka pendek dan menengah, investor berpeluang meraih keuntungan besar jika membeli saham emiten produsen emas. Hal ini dengan memanfaatkan momentum fluktuasi harga saham emiten tersebut.

Sebaliknya, jika investor menginginkan investasi jangka panjang, maka membeli logam mulia bisa menjadi opsi menarik. Logam mulia juga bisa dijadikan sebagai warisan.

“Logam mulia mampu menjaga nilai uang dalam jangka panjang, khususnya lebih dari 10 tahun,” tandas dia.

Selanjutnya: Peluang Indonesia Perluas Pasar Ekspor Terbuka Lebar

Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM hingga 30 April, Beli Paket Nikmat Gratis Pangsit Goreng Renyah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×