kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.682   19,00   0,11%
  • IDX 8.709   48,94   0,57%
  • KOMPAS100 1.201   8,49   0,71%
  • LQ45 856   7,45   0,88%
  • ISSI 314   0,76   0,24%
  • IDX30 439   4,41   1,02%
  • IDXHIDIV20 505   3,54   0,71%
  • IDX80 134   0,83   0,62%
  • IDXV30 139   0,23   0,16%
  • IDXQ30 139   1,03   0,75%

Cermati Rekomendasi Saham dan Proyeksi Kinerja Indeks LQ45 di Tahun 2026


Senin, 15 Desember 2025 / 07:34 WIB
Cermati Rekomendasi Saham dan Proyeksi Kinerja Indeks LQ45 di Tahun 2026
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham dan peluang kinerja indeks LQ45 di tahun 2026 mendatang


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks LQ45 di sepanjang 2025 berjalan ini masih belum memuaskan. Pasalnya, kinerja indeks unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tertinggal jauh dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sejak awal 2025 sampai dengan akhir perdagangan Jumat (12/12), IHSG berhasil melesat 22,23%. Sedangkan, indeks LQ45 hanya naik 2,63%. Bahkan, indeks unggulan lainnya yaitu IDX30 hanya menguat 2,53%. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati dari 45 saham dalam indeks LQ45, belum banyak yang mencatatkan kenaikan signifikan.

Justru, saham-saham yang menguat cenderung berasal dari kelompok konglomerasi atau saham lapis kedua hingga keempat. Menurutnya, perbedaan karakter tersebut membuat pergerakan IHSG dan LQ45 bergerak tidak sejalan. 

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat pada Pekan Ini, Cek Rekomendasi Saham Pilihan dari IPOT

“Kalau kita bicara LQ45, indeks ini memang dibuat untuk tujuan likuiditas sehingga fokusnya tentu berbeda dengan IHSG yang merepresentasikan keseluruhan pasar saham,” kata Nico saat dihubungi Kontan, Minggu (14/12/2025). 

Nico menyebut perubahan sentimen global dan domestik sangat memengaruhi arah pergerakan indeks. Selain itu, rotasi sektor menjadi faktor penting yang menentukan sektor mana yang akan menjadi penggerak pasar.

Dia mencontohkan sektor teknologi yang pada tahun lalu kurang diminati investor. Namun pada tahun ini, sektor tersebut justru menjadi salah satu penopang utama kenaikan IHSG. Di mana indeks IDX sektor Teknologi sudah melesat 160,08%.

 

“Namun menggunakan indeks LQ45 sebagai benchmark masih relevan bagi investor yang mengutamakan likuiditas, tetapi bagi yang mengejar imbal hasil yang lebih besar bisa dipertimbangkan indeks lainnya,” ucap Nico. 

Menurut Nico ada sejumlah yang masih menarik untuk dicermati antara lain  BBCA, BBNI, BBRI, BMRI. Selain itu, ada saham ritel dan konsumer seperti ACES, AMRT, MAPI, serta saham komoditas seperti ANTM

Selanjutnya: IHSG Menguat ke 8.660, Cek Saham Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing Sepekan Terakhir

Menarik Dibaca: Aturan BEI Non-Cancellation Periode, Apa Itu dan Dampaknya di Bursa Saham?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×