kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Cermati Rekomendasi Emiten Telekomunikasi di Tengah Pelemahan Daya Beli


Selasa, 03 Juni 2025 / 05:40 WIB
Cermati Rekomendasi Emiten Telekomunikasi di Tengah Pelemahan Daya Beli
ILUSTRASI. Menara telekomunikasi berdiri di Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (11/9/2024). Kinerja sejumlah emiten telekomunikasi tampak melemah selama periode Januari–Maret 2025, cek rekomendasi sahamnya.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah emiten telekomunikasi tampak melemah selama periode Januari–Maret 2025. Tekanan datang dari menurunnya Pendapatan rata-rata per pengguna alias Average Revenue Per User (ARPU).

Indo Premier Sekuritas menghitung pendapatan agregat dari operator telekomunikasi mencapai Rp 58,8 triliun atau turun 1% secara tahunan atau Year on Year (YoY). EBITDA para operator juga turun 5% YoY menjadi Rp 28,9 triliun. 

Equity Research Analyst Indo Premier Sekuritas Aurelia Barus dan Belva Monica menjelaskan penurunan ini terutama disebabkan oleh tren ARUP yang melemah.  

Baca Juga: Ini Upaya Avia Avian Pertahankan Pertumbuhan Kinerja di Tengah Pelemahan Daya Beli

ARPU PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular alias Telkomsel turun 6% YoY di kuartal I-2025. Penurunan ARPU juga terjadi pada PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) yang turun 9% YoY. 

 

Sebaliknya, hanya PT Indosat Tbk (ISAT) yang berhasil mencatat kenaikan ARPU. Secara kuartalan ARUP Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) naik 1%, tetapi secara tahunan naik 5%. 

Aurelia dan Belva menjelaskan walaupun operator menargetkan peningkatan ARPU pada semester kedua 2024, tetapi realisasi dan keberlanjutannya masih belum pasti. Ini bisa terjadi karena beberapa hal. 

“Jika XL Smart melakukan promosi agresifnya dengan kuota lebih besar, pasca bagian dari strategi pasca merger dan ekspansi ke wilayah luar Jawa,” tulisnya dalam riset tertanggal 19 Mei 2025. 

Baca Juga: Intip Prospek Emiten Telekomunikasi di Tengah Pelemahan Daya Beli dan ARPU

Selain itu, Aurelia dan Belva juga menyoroti masih lemahnya daya beli masyarakat. Ini berpotensi menjadi penghambat peningkatan ARPU secara berkelanjutan. 

Equity Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menambahkan kuartal satu merupakan periode yang paling lembah bagi para emiten operator telekomunikasi.

“Efek lebaran di April 2025, tetapi sayangnya lebaran tahun ini lebih rendah dari 2024. Padahal di 2024, periode lebaran sudah lemah dibanding tahun sebelumnya,” katanya kepada Kontan belum lama ini. 

Niko menilai pelemahan daya beli ini justru akan membantu persaingan agar tidak terlalu agresif. Ini mengingat persaingan dan perang harga para emiten telko terjadi pada kuartal III-2024. 

Baca Juga: Emiten Properti Masih Diadang Daya Beli

“Kemungkinan di kuartal kedua 2025 akan sedikit lebih baik secara kuartalan dan kuartal tiga 2025 lebih menjanjikan,” ucapnya. 

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menambahkan walaupun pertumbuhan ARPU cenderung stagnan, prospek emiten operator telekomunikasi Tanah Air masih prospektif. 

“Mengingat para emiten masih adaptif terhadap transformasi digital dan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang besar untuk bisa menggelar ekspansi,” kata Indy. 

Baca Juga: Penjualan Cimory (CMRY) Masih Laris Saat Daya Beli Menipis

Dari tiga operator telekomunikasi, Indy menilai TLKM bisa menjadi pilihan jangka panjang dengan target harga di Rp 3.600. Sementara saham pilihan BRI Sekuritas jatuh pada ISAT. 

Premier Sekuritas memilih ISAT sebagai top picka karena karena posisinya sebagai operator dengan yield data terendah di antara pesaing, yang kami yakini memiliki potensi pertumbuhan ARPU yang lebih kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×