Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham emiten sektor perbankan diprediksi membaik sepanjang tahun 2023. Hal itu tercermin dengan positifnya kinerja saham 4 bank besar di Indonesia di awal tahun 2023.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan, BBCA, BMRI, and BBNI membukukan pertumbuhan laba bersih dua digit yang mengesankan di awal tahun.
“Sementara, pertumbuhan laba bersih BBRI datar, terseret oleh beban pencadangan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, hasilnya secara luas sejalan dengan perkiraan kami,” ujarnya dalam riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia tertanggal 7 Maret 2023.
Laba bersih BBCA mencapai Rp 4,7 triliun, atau naik 32,2% YoY. Capaian itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat sebesar 25,9% YoY.
Baca Juga: Krisis Perbankan Landa AS, Cek Proyeksi Kinerja Saham Perbankan Dalam Negeri
Laba bersih BMRI naik 24,9% YoY mencapai Rp 3,7 triliun akibat didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat, naik 22,3% YoY.
BBNI membukukan laba bersih Rp 1,7 triliun, naik 32% YoY.
“Pertumbuhan bunga sebesar 20,2% YoY diimbangi dengan pertumbuhan beban bunga sebesar 50,6% YoY, sehingga pertumbuhan Net Interest Margin (NII) hanya sebesar 10,4% YoY,” ungkapnya.
Sementara, BBRI membukukan pertumbuhan laba bersih yang datar sebesar Rp 4,3 triliun atau hanya naik 2,6% YoY.
“Pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 19,7% YoY tak bisa menutup pertumbuhan beban bunga sebesar 73% YoY, sehingga pertumbuhan NII hanya 9,3% YoY,” paparnya.
Laporan kebijakan moneter bulanan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa pertumbuhan pinjaman melambat menjadi 10,5% pada Januari 2023 karena faktor musiman, yang berarti total pinjaman sebesar Rp 6,310 triliun.
Dibandingkan bulan Desember 2022, tingkat pertumbuhan pinjaman untuk investasi, modal kerja, dan konsumen pada Januari 2023 melambat masing-masing menjadi 11,4%, 10,1%, dan 9,3% YoY.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Technical Rebound pada Senin (20/3), Cek Saham Rekomendasi Analis
“NPL gross meningkat menjadi 2,59%. Sementara itu, pinjaman yang direstrukturisasi akibat Covid-19 turun menjadi Rp 435,7 triliun di bulan Januari 2023,” ungkapnya.
Dalam laporan itu juga tercatat total pertumbuhan simpanan pada Januari 2023 melambat 8,0% YoY, menjadi Rp 7,994 triliun.
Total simpanan pada Januari 2023 turun 2,6% MoM, menjadi Rp 134,9 triliun. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan giro dan tabungan.
“Rasio Current Account Saving Account (CASA) bulan Januari 2023 juga turun menjadi 62,9%, turun dari 63,9% di bulan Desember,” tuturnya.
Loan to deposit (LDR) pada Januari 2023 naik menjadi 79,3%, dari Desember hanya 78,8%. Likuiditas yang cukup dan rasio CASA yang menguntungkan dapat membantu bank menangani tekanan cost of fund (CoF) dari suku bunga acuan yang lebih tinggi.
“Namun, bank kecil mungkin terpengaruh negatif, karena likuiditas dan struktur simpanan mereka yang relatif lebih lemah,” tuturnya.
Baca Juga: Emiten Kawasan Industri Gencar Ekspansi di Tahun Ini
Menurut Handiman, pertumbuhan kredit di sektor perbankan diperkirakan akan stabil dalam 2 bulan ke depan, terutama saat bulan Ramadan tiba.
Selain itu, BI juga mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan dana hasil ekspor (DHE) sumber daya alam untuk direpatriasi ke bank dalam negeri untuk menjaga likuiditas valas dan menstabilkan rupiah.
Handiman pun memberikan peringkat overweight untuk saham sektor perbankan di tahun 2023.
“Kami merekomendasikan BBCA sebagai salah satu top pick dengan rekomendasi BUY dan target harga Rp 10.100 per saham,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News