Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten perbankan diproyeksi masih menarik dikoleksi, meskipun tengah terjadi krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan Swiss.
Sebagai informasi, Silicon Valley Bank (SVB) pada pekan lalu dinyatakan bangkrut akibat ketidakpastian dan tingginya suku bunga Amerika Serikat (AS).
Tak berselang lama, giliran Credit Suisse yang mengalami krisis, disusul beberapa bank Eropa lain yang tengah mengalami tekanan.
Research Analyst MNC Sekuritas Tirta Citradi mengatakan, krisis perbankan yang terjadi di AS dan Swiss menjadi sentimen negatif bagi kinerja emiten bank dalam negeri.
Baca Juga: Kinerja Bank Digital Kurang Memuaskan di 2022, Ini Saham Bank yang Bisa Dikoleksi
Namun, risiko penularan dari krisis tersebut terhadap bank domestik sangat kecil. Selain itu, sektor perbankan domestik juga masih punya modal yang kuat dengan sumber dana yang masih terdiversifikasi.
“Loan to deposit (LDR) sektor perbankan domestik juga masih 80%, artinya masih ideal,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/3).
Tirta mengaku optimistis kinerja saham sektor bank masih bisa tumbuh di tahun 2023. Sebab, dari sisi balance sheet maupun bottom line, sektor perbankan saat ini masih sehat dan akan tumbuh bagus.
Menurut Tirta, potensi penyaluran kredit di sektor bank masih bisa tumbuh 9% - 12% di tahun 2023. Sementara, dana pihak ketiga (DPK) akan ada di kisaran 8% - 10% pada tahun 2023.
Baca Juga: Waspadai Jebakan Dividen, Sejumlah Aspek Ini Harus Dicermati Agar Cuan
Meskipun tak menyebutkan angka, Tirta melihat, jumlah rasio Current Account Saving Account (CASA) diprediksi juga masih akan tinggi di tahun 2023.