Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham di sektor barang konsumen non-primer (consumer cyclicals) menjadi sorotan.
Selain pergerakan sektoral yang masih merah, saham consumer cyclicals juga berpotensi mendominasi papan pemantauan khusus.
Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menyiapkan papan pemantauan khusus.
Guna meningkatkan perlindungan terhadap investor, papan ini bakal diisi oleh saham dengan notasi khusus dan mekanisme perdagangan tersendiri.
BEI sedang menjaring emiten yang berpotensi mengisi papan pemantauan khusus.
Baca Juga: Ini Saham Murah, Bukan Murahan di IDX Value 30
Merujuk pada daftar efek pemantauan khusus di laman resmi BEI, sejauh ini ada 153 saham yang terjaring.
Mayoritas diisi oleh emiten dari sektor consumer cyclicals.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menghitung ada 42 emiten barang konsumen non-primer atau sekitar 27,5% dari total daftar efek pemantauan khusus saat ini.
Menurut Praska, ada sejumlah faktor yang membuat saham di sektor consumer cyclicals dominan mengisi daftar tersebut.
Pertama, dari sisi fundamental, performa bisnis dan keuangan sebagian emiten barang konsumen non-primer di daftar tersebut sedang dalam kondisi negatif.
Faktor kedua, terkait dengan persoalan yang sedang dihadapi emiten, seperti perkara hukum atau PKPU.
"Lalu itu tercermin dari pergerakan harga sahamnya. Emitennya juga small-mid caps, secara bisnis dan market share bukan leader, kinerjanya rentan tertekan fluktuasi ekonomi," terang Praska saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (19/2).
Baca Juga: Asing Net Buy Jumbo Saat IHSG Menguat, Cek Saham-Saham yang Banyak Diborong
Untuk saham-saham barang konsumen non-primer yang masuk dalam daftar efek pemantauan khusus, Praska melihat peluang memperbaiki kinerja akan terbuka.
Hanya saja, pertumbuhan kinerja kemungkinan belum signifikan di tahun ini.
Secara umum, Praska melihat emiten consumer cyclicals berpotensi untuk tumbuh di tahun ini.
Praska memperkirakan ada rotasi sektoral ketika aktivitas ekonomi kembali normal dan stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News