kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -23.000   -1,35%
  • USD/IDR 16.265   95,00   0,58%
  • IDX 6.638   24,89   0,38%
  • KOMPAS100 989   6,52   0,66%
  • LQ45 772   2,68   0,35%
  • ISSI 204   1,51   0,74%
  • IDX30 401   1,74   0,43%
  • IDXHIDIV20 484   3,14   0,65%
  • IDX80 112   0,84   0,75%
  • IDXV30 118   1,00   0,85%
  • IDXQ30 132   0,57   0,44%

Cek Rekomendasi Saham Emiten Batubara di Tengah Penurunan Harga


Sabtu, 15 Februari 2025 / 07:55 WIB
Cek Rekomendasi Saham Emiten Batubara di Tengah Penurunan Harga
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang bermuatan batu bara berlayar di Perairan Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Senin (24/6/2024). Kementerian ESDM menetapkan harga batu bara acuan (HBA) naik ke level 123 dolar AS per ton untuk Juni 2024 atau naik 7,84 persen, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 114,06 dolar AS per ton pada Mei 2024. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbeda dengan harga emas yang terus mencetak rekor, harga batubara global masih mengalami pelemahan di awal tahun ini.

Berdasarkan data TradingEconomics, Jumat (14/2), harga batubara turun ke level US$ 104,30 per ton, mencatat penurunan hampir 12% dalam sebulan terakhir.

Penurunan harga ini berdampak pada saham emiten batubara, yang secara year to date (YTD) masih melemah, sejalan dengan penurunan indeks sektor energi maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Baca Juga: Saham BBRI, JPFA, dan MAPI Masuk Top Losers LQ45 saat IHSG Naik 0,38% Jumat (14/2)

Prospek Harga Batubara di 2025

Analis RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, memperkirakan harga batubara tahun ini masih akan berada dalam tekanan.

Salah satu faktor utama adalah ketergantungan ekspor batubara Indonesia terhadap China, yang saat ini masih menghadapi ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

"Sejauh ini, kami belum melihat adanya potensi kenaikan signifikan dalam harga batubara tahun ini," ujar Wafi kepada Kontan.co.id, Jumat (14/2).

Baca Juga: IHSG Merosot 1,54% ke Level 6.638 dalam Sepekan, Cermati Pemicunya

Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Ahmad Iqbal Suyudi menyoroti bahwa pergerakan harga batubara sangat bergantung pada kondisi ekonomi China dan India, dua produsen sekaligus konsumen terbesar batubara dunia.

"Saat ini kedua negara tersebut mengalami tantangan dalam pertumbuhan ekonomi, yang berimbas pada konsumsi batubara. Selain itu, pasokan yang melimpah juga menjadi faktor yang menekan harga," jelas Iqbal.

Potensi Penurunan dan Faktor Pemicu Kenaikan Harga

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menambahkan bahwa jika kelebihan pasokan (oversupply) terus berlanjut, harga batubara bisa turun hingga US$ 98 - US$ 100 per ton.

Selain itu, potensi berakhirnya perang Rusia-Ukraina dapat mengurangi ketergantungan Eropa terhadap batubara sebagai substitusi gas alam.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham ACES, PTRO & BIPI, Jumat (14/2)

Uni Eropa sendiri telah mencatatkan penurunan permintaan batubara hingga 68 juta ton, dan tren ini bisa berlanjut jika pasokan energi dari Rusia kembali stabil.

Namun, faktor cuaca juga dapat memainkan peran penting. Tim Riset Henan Putihrai Sekuritas memperkirakan bahwa fenomena La Niña berpotensi terjadi pada 2025, yang dapat meningkatkan curah hujan di wilayah produsen utama seperti Indonesia dan Australia. Jika terjadi gangguan produksi dan distribusi, harga batubara berpotensi melonjak seperti yang terjadi pada periode La Niña sebelumnya.

Meskipun harga batubara masih melemah, beberapa analis melihat peluang jangka pendek untuk saham emiten batubara.

Ekky menilai bahwa meski masih dalam tren turun, saham batubara berpotensi mengalami kenaikan dalam jangka pendek karena: Valuasi saham yang sudah cukup menarik, potensi aksi buy on weakness dari investor, dan antisipasi pembagian dividen dalam beberapa bulan ke depan

Namun, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman mengingatkan bahwa kenaikan harga saham batubara saat ini masih dalam tahap technical rebound, dan belum ada sinyal kuat untuk pembalikan tren (reversal).

"Mayoritas saham batubara masih dalam fase downtrend. Sebaiknya investor menunggu hingga muncul momentum positif yang lebih kuat," ujarnya.

Baca Juga: AS Urungkan Pensiun Dini PLTU, Bagaimana Dampaknya terhadap Batubara RI?

Saham Batubara yang Direkomendasikan

Saham berbasis ekspor: Wafi menyarankan wait and see terhadap saham emiten batubara yang bergantung pada ekspor, mengingat ketidakpastian pasar global.

Saham berbasis domestik: Wafi merekomendasikan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang memiliki pasar domestik kuat dan lebih stabil.

Saham kontraktor tambang: PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Petrosea Tbk (PTRO) juga menarik karena produksi batubara nasional yang masih tinggi.

Ada pun saham dengan peluang buy on weakness: PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dengan target harga: Rp 8.700 - Rp 9.000.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga: Rp 28.000 dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan akumulasi di level Rp 2.600 - Rp 2.700, target Rp 3.000 per saham.

Selanjutnya: Things in The Kitchen: Daftar Benda di Dapur dalam Bahasa Inggris dan Artinya

Menarik Dibaca: Promo JCO Val's Day Buy 1 Get 1 1/2 Dozen Donuts, Hanya Hari Ini 15 Februari 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×