Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Investor asing kembali menyerbu surat berharga negara (SBN). Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan menunjukkan, kepemilikan asing di SBN naik 0,48% menjadi Rp 325,42 triliun pada 10 Januari 2014 ketimbang akhir 2013 lalu yang sekitar Rp 323,83 triliun.
Porsi asing tersebut mencapai 32,41% dari keseluruhan SBN yang dapat diperdagangkan sekitar Rp 1.003 triliun. Kepemilikan SBN terbesar masih ditempati oleh perbankan hingga 34,92% dengan nominal Rp 350,41 triliun.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa memperkirakan, asing kembali masuk ke pasar SBN lantaran tingkat risiko Indonesia yang tercatat lebih rendah dibandingkan negara-negara asia lainnya.
Credit default swap (CDS) Indonesia bertenor lima tahun tercatat turun 0,3 basis poin. Sedangkan negara lainnya seperti China dan Korea Selatan justru naik masing sebesar 6,9 basis poin dan 1,9 basis poin.
"Meningkatnya kepemilikan asing menyebabkan kurs rupiah di akhir pekan teraperesiasi sebesar 0,15% menjadi Rp 12.162 per dollar Amerika Serikat (AS)," kata Fakhrul, Jakarta, Senin (13/1).
Penurunan CDS ditopang positifnya data-data internal yang dirilis pekan lalu. Neraca perdagangan Indonesia membaik sehingga cadangan devisi mengalami peningkatan menjadi US$99,4 miliar. Selain itu, angka inflasi Desember 2013 yang tercatat 0,55% masih dalam rentang target yang ditetapkan pemerintah.
"Sehingga menjadi pertimbangandalam rapat Bank Indonesia untuk tetap mempertahanan suku bunga acuan BI rate di level 7,5%," kata Fakhrul.
Tidak hanya asing saja yang masuk ke SBN. Kepemilikan perbankan di SBN juga naik menjadi Rp 350,41 triliun dibandingkan akhir 2013 yang hanya sekitar Rp 335,43 triliun.
Demikian juga dengan kepemilikan reksadana yang naik menjadi Rp 42,96 triliun ketimbang akhir tahun lalu yang sebesar Rp 42,50 triliun.
Kepemilikan investor asuransi yang naik menjadi Rp 13,52 triliun dibandingkan akhir tahun yang sekitar Rp 129,57 triliun.
Dana pensiun juga mengalami kenaikan kepemilikan menjadi Rp 39,59 triliun dibandingkan akhir tahun yang sebesar Rp 39,47 triliun.
Sedangkan kepemilikan investor individu naik menjadi Rp 32,43 triliun dibandingkan akhir tahun yang sebesar Rp 46,68 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News