Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat premi risiko investasi atau disebut Credit Default Swap (CDS) Indonesia bergerak turun. Ke depan, data-data ekonomi Indonesia yang positif bisa membantu level CDS Indonesia terus membaik.
Kamis (13/4), CDS Indonesia tenor 10 tahun berada di level 149.895. Sementara, CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 88.354. Kedua tenor CDS Indonesia tersebut merupakan level terendah sejak 6 Februari 2023. Per Jumat (14/4), level CDS Indonesia 10 tahun ditutup pada level 151.505, sedangkan CDS Indonesia 5 tahun di level 88.672.
Sebagai informasi, CDS adalah produk derivatif berupa kontrak keuangan yang memungkinkan investor untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bisnisnya kepada pihak lain, dengan membayar premi sesuai angka yang disepakati. CDS juga biasa dikenal sebagai asuransi kebangkrutan.
Baca Juga: Ketidakpastian Ekonomi Global Meningkat, Waspada Lonjakan Utang
Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto menjelaskan, level CDS Indonesia yang turun atau dalam artian membaik itu mencerminkan persepsi investor bahwa level risiko investasi Indonesia menurun. Hal tersebut mengacu kepada indikator utama ekonomi yang terjaga dengan baik.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5%, ekspektasi inflasi terkendali di bawah 4%, cadangan devisa menguat ke US$ 145 miliar, serta kinerja perdagangan internasional yang surplus selama masa pandemi hingga saat ini berperan dalam turunnya CDS Indonesia.
Ryan menambahkan, indeks PMI Manufaktur juga ada di zona ekspansi di sekitar 52, kredit tumbuh double digit sekitar 11%, hingga kinerja perbankan dan juga pasar modal terjaga dengan baik.
"Naik turunnya CDS tergantung persepsi pasar, sehingga penting bagi pemerintah dan otoritas secara reguler mengkomunikasikan keberhasilan di bidang ekonomi secara keseluruhan supaya dapat dimaknai positif oleh pasar," kata Ryan kepada Kontan.co.id, Jumat (14/4) lalu.
Karena itu, Ryan menuturkan, perlu adanya sinergitas antara pemerintah, Kemenkeu, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga persepsi pasar dan investor tetap positif. Dengan demikian, narasi data-data domestik bisa membawa level CDS Indonesia menurun atau dalam artian risiko investasi di Indonesia terus membaik.
Ryan melihat level CDS Indonesia mampu berada di kisaran 80-90, dan menurunkan nilai premi asuransinya karena risiko gagal bayarnya menurun atau kecil. Perlu diingat juga, negara-negara lain di emerging economies pun berlomba-lomba memperbaiki rating CDS-nya.
"Sehingga, pemerintah dan otoritas terkait di Indonesia tidak boleh kendor," ucap Ryan.
Baca Juga: Pertanda Ekonomi Indonesia Pulih, Level CDS Bergerak Turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News