Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencetak pertumbuhan kinerja double digit di sepanjang tahun 2023. Analis memperkirakan pertumbuhan bisnis AMRT dapat berlanjut seiring ekspansi pembukaan gerai dan meningkatnya konsumsi masyarakat.
Analis Samuel Sekuritas Ashalia Fitri mengamati, pertumbuhan bisnis AMRT tahun lalu disokong oleh seluruh segmen bisnisnya. Emiten pengelola gerai Alfamart ini mengantongi pendapatan bersih senilai Rp 106,94 triliun yang bertumbuh 10,34% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 96,92 triliun.
Rinciannya pendapatan dari segmen makanan berkontribusi Rp 75,65 triliun atau tumbuh 12,36% YoY. Kemudian segmen bukan makanan berkontribusi sekitar Rp 31,28 triliun yang bertumbuh 5,73% YoY di tahun 2023.
Dari sisi bottom line, AMRT membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,4 triliun pada 2023. Capaian tersebut tumbuh sekitar 19,21% YoY dari Rp 2,85 triliun di tahun 2022.
Baca Juga: Target Produksi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) Berikut Ini
Ashalia masih melihat tren pertumbuhan ini bakal berlanjut di tahun 2024. Dalam jangka pendek, momentum bulan puasa dan lebaran akan menjadi pendorong kinerja AMRT.
“Untuk jangka pendek di kuartal I-2024, kami proyeksikan kinerja AMRT akan baik karena adanya momentum Ramadan dan Lebaran, sehingga mendorong daya beli masyarakat,” katanya.
Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey menyebutkan bahwa periode Pemilihan Umum (Pemilu) dipandang sebagai momentum yang akan menguntungkan kinerja emiten ritel kebutuhan sehari-hari seperti AMRT. Pemilu dianggap berpotensi mendorong uang beredar, yang bertranslasi terhadap pertumbuhan daya beli ataupun konsumsi masyarakat terhadap produk FMCG.
“Adanya tahun pemilu memberikan angin segar terhadap beberapa sektor khususnya sektor ritel,” ungkap Andhika dalam riset 8 Desember lalu.
Di samping itu, Andhika menuturkan, AMRT masih akan melanjutkan ekspansi pembukaan gerai yang akan lebih fokus di luar daerah Jawa terutama berada di area Timur Indonesia. Meskipun, jumlah pembukaan gerai baru tahun ini kemungkinan bakal lebih rendah daripada tahun lalu.
Analis Mirae Asset Sekuritas Abyan H. Yuntoharjo melihat, pertumbuhan industri tahun 2024 diperkirakan akan serupa dengan pertumbuhan industri tahun sebelumnya. Hal itu mengingat kondisi makroekonomi yang kurang menguntungkan hingga semester I-2024. Di mana, faktor lambatnya pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan akan berdampak lebih terasa di kuartal IV-2024.
Meskipun demikian, AMRT mungkin akan merasakan manfaat dari peristiwa-peristiwa penting di semester pertama termasuk pemilihan umum (pemilu), perayaan Idul Fitri, dan Imlek di tengah prospek pertumbuhan pendapatan yang datar. Peristiwa tersebut biasanya berpotensi mendorong peningkatan belanja konsumen, sehingga memitigasi hambatan dari tren ekonomi yang lebih luas.
Baca Juga: Mencermati Kinerja Emiten Konglomerasi Sepanjang 2023 dan Rekomendasi Analis
“Peristiwa ini diperkirakan akan meningkatkan belanja konsumen, dan berpotensi memitigasi hambatan ekonomi bagi perusahaan,” ungkap Abyan dalam riset 13 Februari 2024.
Di samping itu, Abyan melihat adanya pergeseran strategi ekspansi seiring AMRT mengurangi ekspansi pembukaan Lawson. Langkah ini menunjukkan fokus AMRT untuk melayani basis konsumen yang lebih luas basis dengan mengubah beberapa toko Lawson menjadi konsep Alfamart yang lebih dipasarkan secara massal.
Dengan demikian, toko konsep Alfamart diperkirakan akan mengalami ekspansi lebih besar dibandingkan Lawson ke depannya. Mirae Asset Sekuritas memperkirakan penambahan sekitar 1.580 gerai Alfamart pada tahun 2024.
Adanya penambahan lebih dari 1000 gerai Alfamart akan mendukung pertumbuhan penjualan tiap toko atau disebut Same Sales Store Growth (SSSG) yang berkelanjutan. Dimana, perluasan kemungkinan akan memprioritaskan lokasi di luar Jabodetabek.
Abyan menilai bahwa Alfamart (AMRT) bersama rivalnya yaitu Indomaret telah mendominasi sektor minimarket di Indonesia dengan lebih dari 41.000 toko, memiliki merek yang kuat dan jaringan distribusi yang ekspansif.
Kedua raksasa ritel ini secara aktif mengupayakan perluasan toko dan pertumbuhan penjualan yang positif, dengan menerapkan strategi seperti pemotongan harga dan promosi untuk memenangkan loyalitas pelanggan.
Terkhusus Alfamart, perusahaan ritel ini aktif membangun loyalitas pelanggan dengan memperluas program keanggotaannya. Dengan Alfagift yakni aplikasi digital mereka, maka semakin meningkatkan kenyamanan dan menarik anggota baru. Inisiatif digital ini memposisikan AMRT untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
AMRT juga telah memanfaatkan beragam format ritel, dengan proses pembelian terpusat. Untuk memenuhi demografi yang lebih berbeda dan tersegmentasi, AMRT meluncurkan jenis toko lain yaitu Alfamart, Alfamidi, Lawson, Dan+Dan, dan toko baru terbaru adalah Alfa X.
Dengan berbagai faktor tersebut, Abyan mempertahankan rekomendasi Beli untuk AMRT dengan target harga Rp 3.200 per saham. Rekomendasi AMRT didasarkan pada perluasan gerai yang berkesinambungan, pemulihan kondisi perekonomian, diversifikasi tokonya dengan inovasi baru, serta ekspansi margin. Risiko penurunannya adalah pertumbuhan SSSG yang lebih lambat dari perkiraan, dan lebih rendahnya konsumsi domestik.
Sementara itu, Ashalia merekomendasikan beli untuk AMRT dengan target harga sebesar Rp 3.250 per saham. Sedangkan, Andhika menyarankan beli AMRT dengan target harga sebesar Rp 3.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News