Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) ingin memperbaiki kinerja bisnis di tahun ini sembari mencari pemegang saham pengendali (PSP) baru. Manajemen HKMU mengincar peluang dari pemulihan ekonomi dan transisi pandemi menjadi endemi.
Direktur Utama HKMU Muhamad Kuncoro optimistis tahun ini bisa menjadi momentum perbaikan kinerja.
"Optimisme pemulihan ekonomi Indonesia akan cepat tercapai. Kami yakin akan prospek tahun ini. Pada kondisi ini, industri manufaktur akan mendapatkan dampak positif secara langsung," kata Kuncoro dalam keterangan tertulis, Kamis (28/7).
HKMU pada tahun lalu masih mencetak rugi bersih Rp 230,54 miliar. Naik dari rugi bersih tahun 2020 yang sebesar Rp 221,51 miliar.
Rugi bersih itu tak lepas dari pendapatan HKMU tahun lalu yang hanya mencapai Rp 389,71 miliar. Turun 30,40% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 559,95 miliar.
Baca Juga: HK Metal Utama (HKMU) Berniat Membatalkan Rencana Right Issue, Ini Alasannya
Per kuartal I-2022, HKMU mencetak penjualan Rp 120,49 miliar, turun 7,5% dari periode yang sama tahun lalu. HKMU pun masih mencatat rugi Rp 13,70 miliar.
Kontributor terbesar penjualan HKMU berasal dari manufaktur aluminium senilai Rp 67,30 miliar, disusul baja ringan Rp 23,85 miliar, dan manufaktur toilet dan sanitary wares Rp 11,14 miliar.
Lalu, pendapatan manufaktur toilet naik 13% dari sebelumnya Rp 9,86 miliar. Kenaikan juga dicatatkan dari perdagangan stainless steel sebesar Rp 5,36 miliar dari sebelumnya Rp 1,21 miliar serta trading coil senilai Rp 3,09 miliar dari sebelumnya Rp 371,34 juta.
Kewajiban HKMU tercatat Rp 484,94 miliar, dengan ekuitas Rp 214,18 miliar. Sehingga debt to equity ratio (DER) di level 2,26 kali, dengan aset Rp 699,11 miliar. "Perseroan tetap fokus memperbaiki kinerja bisnis," sebut Direktur Keuangan HKMU Pratama Girindra Wirawan.
Direktur & Corporate Secretary HKMU Jodi Pujiyono Susanto menambahkan, pada kuartal I-2022 kondisi pasar masih belum pulih karena dampak kenaikan kasus Covid-19 varian omicron. Penurunan laba kotor dari Rp 15,23 miliar menjadi Rp 11,70 miliar juga akibat kenaikan harga komoditas.
Kondisi itu sebagai imbas perang Rusia–Ukraina yang sangat mempengaruhi harga bahan baku produksi.
"Kami bersyukur di tengah kondisi pasar yang masih berat, mampu meraih penjualan kuartal I-2022. Secara konsolidasi turun karena tahun lalu masih ada kontribusi dari divisi manufaktur stainless steel yang kini sudah didivestasi," terang Jodi.
Kuncoro melanjutkan, pada tahun lalu HKMU melakukan proses restrukturisasi keuangan dengan kreditur perbankan dan supplier untuk mendongkrak nilai ekonomi. Di sisi operasional, HKMU melakukan transformasi jalur distribusi dari bahan baku sampai barang jadi untuk meningkatkan keberlanjutan usaha.
Pada 28 April 2022, HKMU juga menyelesaikan rangkaian proses restrukturisasi utang anak usaha PT Karya Bumimas Persada (KBP) dengan PT Bank BTPN Tbk.
“Tahun lalu, kami beralih fokus dari bisnis trading ke bisnis manufaktur. Hal ini didorong aksi korporasi dengan melakukan divestasi beberapa anak perseroan,” ujar Kuncoro.
Beberapa anak usaha yang dilepas yakni PT Dantool Karya Teknik Utama (DKTU), PT Hakaru Metalindo Perkasa (HMP), dan PT Metalutama Perkasa Jaya (MPJ). Saat ini anak usaha HKMU yakni PT Handal Aluminium Sukses (HAS), PT Rasa Langgeng Wira (RLW), dan KBP.
Baca Juga: Kinerja Kuartal I-2022 Masih Loyo, Begini Penjelasan HK Metals Utama (HKMU)
Sebagai informasi, HKMU berencana menggelar penambahan modal menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Namun, aksi korporasi ini belum bisa terlaksana.
Sebabnya, RUPSLB tidak disepakati lantaran belum mencapai kuorum. RUPS yang digelar Rabu (27/7) hanya bisa mengesahkan Laporan Tahunan Tahun Buku 2021. Padahal, rights issue ini akan dilakukan untuk menarik investor baru menjadi pemegang saham pengendali (PSP).
Asal tahu saja, per Maret 2022, saham HKMU dikuasasi 100% oleh investor publik. Pemegang saham individu terbanyak ialah Andriani dengan kepemilikan 10.000 saham, jumlahnya kecil dari total saham perseroan yang mencapai 3,22 miliar saham.
PT Hyamn Sukses Abadi (HSA), yang sebelumnya menjadi PSP setelah saham HKMU tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2018, memutuskan untuk melepas semua sahamnya di HKMU per 31 Januari 2022. Sehingga HKMU tak lagi memiliki pengendali dan kondisi ini menjadi perhatian dari BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Manajemen HKMU belum memberikan keterangan detail berkaitan dengan rencana rights issue yang akan dilakukan.
“Hal ini juga sudah kami sampaikan kepada BEI bahwa rencana PMHMETD masih dalam proses persiapan dan belum dapat memberikan penjelasan lebih lanjut, saat ini kami masih fokus mendapatkan PSP baru,” kata Kuncoro.
Sampai saat ini, Kuncoro memastikan tidak ada dampak operasional bagi perseroan dengan adanya perubahan pengendali.
"Seluruh jajaran komisaris dan direksi juga berkomitmen penuh menjalankan perusahaan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus menjaga kepercayaan publik dan investor," imbuhnya.
Baca Juga: Geliat HK Metals Utama (HKMU) Mencari Pengendali Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News