Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tak mau ketinggalan momentum dalam memanfaatkan suku bunga rendah pada tahun ini. Rencananya, emiten ini ingin melakukan refinancing beberapa utang jatuh tempo.
Dalam data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) disebutkan tahun ini GIAA menghadapi utang jatuh tempo pada 5 Juli 2018. Besarannya mencapai Rp 2 triliun dengan bunga 9,25%. Utang ini sebelumnya terdaftar sejak 8 Juli 2013 dengan nama OBL BKLJT 1 Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013.
Pahala N Mansury, Direktur Utama GIAA menyatakan pihaknya bisa menggunakan opsi sekuritisasi aset untuk mendukung pendanaan. Selain itu, sejatinya GIAA juga memiliki opsi pinjaman bank dan penerbitan obligasi global. “Fokus kami melakukan pencarian cost of fund yang lebih murah,” kata Pahala dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (3/5).
Sekuritisasi aset yang dimaksud seperti halnya yang dilakukan oleh PT Jasa Marga Tbk (JSMR), yakni dengan mendapatkan pendanaan melalui jaminan pendapatan pada aset di masa mendatang yakni melalui rute penerbangan.
“Kami melihat pendapatan di masa mendatang dari rute-rute tertentu, yang dianggap potensial oleh market. Misalnya ukurannya OTP (On Time Performance),” kata Pahala.
Masih belum ketahuan, aset mana yang akan disekuritisasi. Termasuk pula besaran dana yang diincar dalam proses tersebut. Yang jelas, pihaknya akan mengupayakan refinancing utang dengan menjaring dana.
Sebagai informasi, GIAA juga memiliki rencana untuk menerbitkan global bonds senilai US$ 750 juta. Tujuan transaksi ini bagi perusahaan untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dengan biaya bunga yang lebih murah, meningkatkan kepercayaan dari kreditur kepada perusahaan, menjaga kas operasional perusahaan, sebagai upaya going concern perusahaan dan peningkatan kapasitas kinerja dan kelangsungan operasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News