kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buy saham CTRA, ini pertimbangan analis


Kamis, 18 Mei 2017 / 19:17 WIB
Buy saham CTRA, ini pertimbangan analis


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terbilang salah satu emiten properti yang bagus kinerjanya pada kuartal I-2017. Meskipun pendapatannya turun 2,6%, namun emiten ini mampu meningkatkan pertumbuhan marketing sales dan pendapatan berulang atau recurring income.

Analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi bilang pendapatan recurring CTRA tumbuh 10,3% dan saat ini menyumbang 27,9% terhadap total pendapatan. Penjualan segmen kantor dan kavling juga mengalami pertumbuhan masing-masing naik 8,8% dan 69,5% namun untuk penjualan segmen rumah hunian dan ruko, apartemen mengalami pelemahan.

Analis Megacapital Securitas Adrian M Priyatna bilang, banyaknya variasi bisnis properti memungkinkan CTRA mendapatkan kontribusi recurring income yang signifikan. Untuk tahun 2016 kontribusi pendapatan ini sebesar 25% terhadap total pendapatan dan saat ini menjadi 27,9%.

"Tingginya tingkat kontribusi tersebut dapat menurunkan resiko penurunan pendapatan pada saat penjualan properti sedang lesu," ujar Adrian dalam riset 12 Mei 2017.

Menurut Akhmad, marketing sales di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini tumbuh positif 7,8% dibandingkan emiten properti lainnya yang hampir seluruhnya mencatatkan pertumbuhan negatif.

"Angka marketing sales pada periode tersebut itu mencapai 14,3% dari target yang ditetapkan tahun ini yaitu Rp 8,5 triliun," ujar Akhmad dalam riset 3 Mei 2017.

Upaya CTRA untuk memperbaiki kinerja di tahun ini memang sudah terlihat dalam rencana pengembangan beberapa proyek baru seperti, proyek Puri-Jakbar, Newton Ciputra World Jakarta II, Citra Plaza, Citralan Talassa, Ciputra Beach dan Ciputra Mall Tangerang.

Peluncuran proyek baru di Ciputraland - Cibubur Mekarsari untuk mengembangkan lahan 220 hektar dengan segmen pasar kalangan menengah terlihat masih terjaga pertumbuhannya.

Untuk meminimalisir resiko, CTRA juga mencatatkan puluhan proyek join venture (JV) dengan cadangan lahan untuk dikembangkan mencapai seluas 4.097 hektar. Contoh suksesnya adalah kerjasama dengan MYRX, yang mengembangkan proyek residensial untuk kalangan menengah dan menengah ke bawah.

"Untuk mendukung eksekusi proyek dalam pipeline maupun rencana proyek baru di beberapa wilayah, CTRA mengalokasikan dana capital expenditure (capex) senilai Rp 1,5 triliun," paparnya.

Menurut Adrian, CTRA merupakan pemain utama dalam industri properti yang memiliki portofolio yang lengkap. Sebagai pemain lama di industri properti, CTRA telah mengembangkan bisnis propertinya ke berbagai segmen, mulai dari pembangunan perumahan kini merambah ke bisnis apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan hotel.

Adrian memprediksi tahun ini CTRA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 7,79 triliun atau naik 15,57% dibanding tahun lalu yakni Rp 6,74 triliun. Begitu pun laba bersih diprediksi akan tumbuh 39,2% menjadi Rp 1.2 triliun dari sebelumnya Rp 862 miliar.

Untuk marketing sales, Adrian juga memprediksi akan tumbuh sebesar 10,39% menjadi 5.59 triliun dan dari recurring income akan tumbuh sebesar 31,22% menjadi Rp 2,2 triliun.

Analis Phillip Sekuritas, Yehuda Anthony Harahap menilai ada beberapa keunggulan CTRA di antaranya pertama pertumbuhan marketing sales. Namun diprediksi pertumbuhannya tidak akan lebih dari 13%, karena proyek inti CTRA seperti Citra Garden City Jakarta, Citra Raya Tangerang dan Citra Indah Jonggol akan berkontribusi banyak di masa mendatang.

Kedua CTRA saat ini sedang merencanakan untuk menumbuhkan portofolio rumah dengan harga yang lebih rendah, Segmen ini terbilang persaingannya tidak terlalu ketat. "Ketiga diversifikasi portopolio, saat ini CTRA telah hadir di 33 kota dengan lebih dari 70 proyek untuk memenuhi kebutuhan di berbagai wilayah," paparnya.

Selain keunggulan ternayata CTRA juga memiliki resiko bisnis diantaranya adalah meningkatnya net gearing saat angsuran mengalami perlambatan. Dengan demikian, CTRA harus bergantung pada tambahan utang untuk mendanai pembangunan proyeknya.

Kedua pajak progresif akan kepemilikan tanah menjadi risiko utama pada penurunan sektor ini meskipun rencana itu sudah ditunda, namun kepastian hukum sangat ditunggu bagi pengembang dan pembeli.

Untuk itu Akhmad merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.580, sedangkan Adrian juga merekomendasikan buy dengan target Rp 1.580 dan Yehuda merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.480. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×