Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir naik tajam pada Selasa (13/3). Indeks S&P 500 bahkan mencatatkan rekor penutupan tertinggi setelah saham Oracle melonjak dan data inflasi AS gagal mengurangi harapan investor terhadap penurunan suku bunga The Fed dalam beberapa bulan mendatang.
Selasa (13/3), indeks Dow Jones Industrial Average naik 235,74 poin atau 0,61% menjadi 39.005,4. Indeks S&P 500 naik 57,3 poin atau 1,12% ke level 5.175,24 dan Nasdaq Composite menguata 246,36 poin atau 1,54%, ke 16.265,64.
Saham Oracle melonjak 11,7% dan mencapai rekor tertinggi, sehari setelah melaporkan hasil kuartalan yang optimis. Oracle juga menyatakan akan membuat pengumuman bersama dengan raksasa chip kecerdasan buatan Nvidia.
Saham Nvidia naik 7,2% dan indeks semikonduktor naik 2,1% dan menghentikan penurunan dua hari berturut-turut.
Di sisi lain, data terbaru Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) atau inflasi AS naik 0,4% bulan lalu setelah naik 0,3% pada bulan Januari.
Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, harga konsumen meningkat 0,4% di bulan Februari setelah naik dengan margin yang sama di bulan Januari.
“Investor merasa nyaman dengan anggapan bahwa yang penting bukan kapan The Fed akan menurunkan suku bunganya, melainkan seberapa besar penurunan suku bunganya, dan penundaannya – baik itu terjadi di bulan Mei seperti yang diharapkan banyak orang pada awalnya atau di bulan September – pada akhirnya tidak menjadi masalah,” kata Oliver Pursche, wakil presiden senior dan penasihat Wealthspire Advisors seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Wall Street Menguat Setelah Rilis Data Inflasi AS
Para trader sekarang melihat peluang 70% penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni, menurut CME FedWatch Tool, dibandingkan 71% menjelang laporan inflasi AS.
“Jika Anda melihat data ekonomi, kondisinya cukup kuat,” tambah Pursche.
“Dan dari sudut pandang saya sebagai konsumen, karyawan, dan investor, saya lebih memilih perekonomian yang kuat dan tingkat suku bunga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan perekonomian yang lemah dan memerlukan stimulus,” imbuhnya
Data harga produsen AS akan dirilis akhir minggu ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News