Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Saham-saham China diperkirakan dibuka menguat pada perdagangan Selasa (13/5), merespons kesepakatan terbaru antara Amerika Serikat (AS) dan China yang menunda dan memangkas tarif serta meredakan ketegangan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kesepakatan yang dicapai oleh pejabat AS dan China dalam pertemuan akhir pekan di Jenewa ini melebihi ekspektasi pasar dan memicu reli tajam pada saham global serta dolar AS.
Baca Juga: Bursa Asia Berseri Selasa (13/5) Pagi, Mengekor Wall Street Usai Kesepakatan AS-China
Kabar ini datang sesaat setelah pasar China daratan ditutup pada Senin, sementara pasar Hong Kong melonjak menjelang penutupan.
Melansir Reuters, Indeks Hang Seng China Enterprises melonjak lebih dari 3% setelah pengumuman tersebut, sedangkan indeks acuan Hang Seng ditutup naik 3% ke level tertinggi dalam hampir enam pekan. Saham-saham AS juga melonjak hampir 3% semalam.
Nilai tukar yuan terhadap dolar AS nyaris tidak berubah pada Selasa pagi, setelah menguat 0,6% pada Senin.
“Ini kejutan besar yang menyenangkan bagi pasar dan ekonomi di kedua sisi Samudra Pasifik,” tulis Ting Lu, Kepala Ekonom China di Nomura.
“Namun, ini mungkin hanyalah awal dari benturan tak terhindarkan antara dua ekonomi terbesar dunia. Setelah reli jangka pendek, pasar perlu mulai mempertimbangkan risiko jangka menengah hingga panjang.”
Baca Juga: Dolar AS Bertahan di Level Tinggi Selasa (13/5) Pagi, Usai Kesepakatan AS-China
Menteri Keuangan AS Scott Bessent, usai pertemuan di Jenewa, mengatakan pada Senin bahwa kedua negara sepakat menghentikan sementara aksi saling balas tarif selama 90 hari.
Dalam kesepakatan tersebut, AS akan menurunkan tarif tambahan yang diberlakukan pada April dari 145% menjadi 30%, sementara China akan memangkas tarif atas produk AS dari 125% menjadi 10%.
Sebelum pengumuman tersebut, indeks saham unggulan CSI300 naik 1,2% dan Indeks Komposit Shanghai menguat 0,8%.
Saham-saham China kini telah sepenuhnya pulih dari aksi jual tajam bulan lalu yang dipicu oleh kebijakan tarif keras Presiden AS Donald Trump pada peringatan “Hari Pembebasan”. Indeks CSI300 kini 0,2% lebih tinggi dibandingkan levelnya pada 2 April.
Gencatan senjata dagang ini diprediksi menguntungkan bagi produsen elektronik konsumen China dan eksportir besar lainnya ke AS.
Namun, saham pertambangan emas kemungkinan tertekan karena harga emas aset lindung nilai turun akibat sentimen positif pasar.
Baca Juga: Harga Minyak Tembus Tertinggi 2 Pekan Senin (12/5), Pasar Sambut Jeda Tarif AS-China
Sektor pertanian China, yang rawan terhadap peningkatan impor dari AS, juga bisa menghadapi tekanan.
Belum jelas bagaimana kesepakatan ini akan mempengaruhi perusahaan rare earth China, sektor strategis yang tidak disebutkan dalam pembicaraan.
Namun, AS menyatakan bahwa China berkomitmen untuk “menangguhkan atau mencabut tindakan balasan non-tarif”.
Selanjutnya: Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025
Menarik Dibaca: Kisah Kenwilboy Raja Forex Indonesia yang Tekankan Pentingnya Edukasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News