Reporter: Kenia Intan, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah indeks utama pasar saham global melaju sepekan lalu. Wall Street masih mencetak rekor setelah kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dan China diteken pada 15 Januari lalu.
Sepekan, Nasdaq Composite menguat 2,29%. Indeks S&P 500 menanjak 1,97%. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 1,82%.
Bursa saham lainnya naik lebih tipis daripada bursa saham AS. FTSE 100 di London naik 1,14%. CAC 40 menguat 1,05%. Indeks DAX hanya naik tipis 0,32%.
Indeks Nikkei 225 naik 1,27% dalam sepekan. Hang Seng menguat 1,46%. Strait Times menguat 0,77%. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik 0,27%.
Baca Juga: Menanti Keputusan BI Menetapkan Bunga, Ini yang Sebaiknya Dilakukan Investor
Analis Wall Street rata-rata memperkirakan laporan laba per saham emiten penghuni S&P 500 turun 0,8% pada kuartal keempat. Menurut data IBES dari Refinitiv dengan pendapatan teknologi diramal naik 0,6%.
Tak cuma kinerja kuartal keempat, investor juga akan memantau rencana investasi tahun ini, mengingat kesepakatan perdagangan fase satu baru ditandatangani antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Perkiraan laba kuartal keempat sedikit menurun setelah pekan ini sejumlah bank besar emiten lainnya merilis kinerja. "Sebagian besar reli 2019 adalah untuk mengantisipasi pendapatan yang lebih baik pada 2020," kata Willie Delwiche, ahli strategi investasi di Baird kepada Reuters.
Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Rawan Aksi Ambil Untung
"Daripada terperangkap dalam apa yang tercatat pada kinerja kuartal keempat, perhatian akan beralih pada potensi revisi di kuartal pertama dan kedua," kata Delwiche.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi memperkirakan, IHSG berpotensi terkoreksi pekan ini karena kegagalan IHSG melewati level resistance di 6.300. Dia memprediksi, IHSG akan bergerak datar dan cenderung ada potensi untuk turun di level 6.200 hingga 6.500 selama sepekan.
Salah satu sentimen yang menentukan pergerakan pekan depan adalah pengumuman Bank Indonesia terkait pemotongan suku bunga. Rovandi memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga menjadi 4,75%.
Jika sesuai ekspektasi itu, saham sektor perbankan akan meningkat sehingga menjadi pertanda IHSG bergerak membaik. "Jika tidak sesuai ekspektasi, maka market akan turun menjadi lebih dalam," kata Rovandi.
Baca Juga: Simak prospek saham perbankan untuk tahun 2020
Sektor yang mungkin menjadi penopang pekan ini adalah adalah pertambangan. Rovandi juga mengatakan saham-saham crude palm oil (CPO) berpotensi rebound setelah terkoreksi cukup dalam.
Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama mengatakan, setelah negosiasi dagang AS-China, pasar menanti kelanjutan negosiasi AS dan Uni Eropa. Negosiasi kedua wilayah diharapkan menjadi langkah baik dalam memecahkan masalah-masalah seperti pajak digital Prancis dan subsidi industri penerbangan. Hal lain yang juga menjadi sentimen optimisme pasar.
Baca Juga: Saham emiten CPO berpotensi bullish, berikut perusahaan yang layak dikoleksi
Hans memperkirakan IHSG berpeluang konsolidasi melemah pekan ini dengan support di level 6.255 sampai 6.218 dan resistance di level 6.300 sampai 6.348. "Pelaku pasar direkomendasikan sell on strength ketika pasar menguat," kata Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News