Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa
BEIJING. Bursa saham China jatuh untuk ketiga kalinya dalam empat hari. Pelemahan bursa saham China terjadi seiring dengan kekhawatiran valuasi yang melampaui pertumbuhan pendapatan.
Selain itu, bursa China juga terhempas oleh kekhawatiran terkurasnya likuiditas di pasar modal, setelah Guotai Junan Securities Co mulai menjual sahamnya melalui IPO. IPO Guotai menjadi yang terbesar di China sejak 2010.
Shanghai Composite Index jatuh 0,7% menjadi 4.931,30 pada pukul 1:23 p.m. waktu setempat. Saham-saham yang mendorong pelemahan bursa China terutama pada perusahaan finansial dan teknologi, seperti pada saham Bank of Communications Ltd. dan Leshi Internet Information & Technology sebesar 5%.
Indeks bursa China selama 12 bulan terakhir telah meroket 141%, dengan valuasi yang hampir menyentuh rekor tertinggi dalam lima tahun. Hal itu membuat pasar khawatir akan potensi kejatuhan bursa.
"Saham saat ini mengalami bubble terbesar sejak adanya Internet Bubble pada tahun 2000," kata David Woo, Head of global rates and currencies Merrill Lynch unit Bank of America Corp.
Dia memperkirakan, bursa saham China akan jatuh sekitar 30% jika gelembung tadi pecah. Selain Shanghai Composite Index yang jatuh, CSI 300 Index juga turun 1%, termasuk yang terjadi pada Seng China Enterprises Index yang melemah 0,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News