kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Bursa Asia Menghijau Selasa (19/12), Investor Mencerna Kebijakan Bank Sentral Global


Selasa, 19 Desember 2023 / 19:08 WIB
Bursa Asia Menghijau Selasa (19/12), Investor Mencerna Kebijakan Bank Sentral Global
ILUSTRASI. Pedestrians pass before a share prices board in Tokyo on Tuesday, October 10, 2023. Bursa Asia ditutup menghijau pada Selasa (19/12), investor mencerna kebijakan bank sentral Global


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks saham di Asia pada Selasa sore (19/12) bergerak di kisaran sempit dan di tutup beragam (mixed) dengan kecenderungan menguat.

Menurut Tim Riset Phillip Sekuritas, bursa Asia menguat setelah sejumlah pejabat tinggi bank sentral AS (Federal Reserve) berusaha melawan spekulasi bahwa Federal Reserve akan segera meninggalkan sikap tegas (hawkish) dengan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Dari Asia, bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) mempertahankan kebijakan moneter super longgar dengan alasan akan memantau tren harga dan upah sebelum menaikkan suku bunga acuan yang saat ini berada di -0,1%. Kebijakan ini sesuai dengan ekspektasi pasar.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Tingkatkan Jumlah Saham Supreme Energy Sriwijaya yang Diakuisi

Suku bunga acuan yang negatif ini bertujuan untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit yang lebih besar lagi kepada dunia usaha dan konsumen.

BOJ juga telah melakukan pembelian surat utang Pemerintah Jepang dan berbagai kelas aset lain senilai triliunan dolar AS sebagai bagian dari strategi memompa likuiditas untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi Jepang, terutama seiring dengan populasi Jepang yang jumlahnya terus menyusut dan usianya semakin tua.

Investor dan analis meyakini BOJ sedang bersiap mengubah kebijakan moneter akibat lonjakan harga-harga yang mendorong tingkat inflasi bertahan di atas target 2% selama 19 bulan terakhir.

Secara terpisah, rilis RBA Minutes atau notulen rapat kebijakan bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) memperlihatkan para pejabat tinggi RBA di awal bulan ini memperdebatkan apakah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) atau mempertahankan suku bunga sebelum akhirnya memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di 4.35% akibat keterbatasan data yang tersedia.

Baca Juga: Bursa Asia Bervariasi di Pagi Ini (19/12), Ini Sentimen yang Ditunggu Pasar

RBA berpendapat bahwa alasan menaikkan suku bunga akan dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi akan tetap di atas target 2% untuk periode waktu yang lama. Selain itu, RBA juga mencatat bahwa tingkat inflasi di Australia lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di beberapa negara maju lainnya.

Sebaliknya, alasan RBA mempertahankan suku bunga acuan adalah karena masih lemahnya pertumbuhan konsumsi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×