kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukan Emas! Ini Instrumen Paling Prospektif di Sisa Tahun 2024


Minggu, 30 Juni 2024 / 20:39 WIB
Bukan Emas! Ini Instrumen Paling Prospektif di Sisa Tahun 2024
ILUSTRASI. Pialang memantau pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Senin (3/6/2024). Emas Antam mencetak return terbaik selama bulan Juni 2024, tapi analis menjagokan obligasi sebagai instrumen prospektif.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

Sebagai informasi, kinerja valas juga mencetak kinerja apik di semester I 2024 atas rupiah. Misalnya, USD menguat 3,75% Ytd terhadap rupiah, lalu AUD menguat 4,60% Ytd, dan GBP menguat 3,29% Ytd.

Di pasar saham, Fikri juga menilai pasar masih melihat seberapa besar efek risk on saat pivot Fed Rate dan BI rate terjadi. Selain itu juga, pasar masih mencermati sektor riil.

"Saya pikir baru bisa terlihat dampaknya di kuartal IV atau setidaknya akhir kuartal III, sehingga sampai saat itu marketnya masih wait and see," terangnya.

Di sisi lain, saat suku bunga diturunkan umumnya reli yang paling pesat terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Meskipun memang, investor di pasar SBN ini masih menantikan kepastian waktu pemangkasan suku bunga.

Baca Juga: Harga Emas Jatuh ke Bawah Level US$ 2.300, Terendah Dalam 2 Pekan

Saat suku bunga turun, Fikri menilai obligasi pemerintah akan menjadi instrumen yang paling menarik. Adapun di semester I kalah bersaing dengan obligasi korporasi karena frekuensi pembayaran kupon.

Obligasi korporasi membayarkan kupon sebanyak empat kali dalam satu tahun. Sementara, obligasi pemerintah hanya membayarkan dua kali dalam satu tahun.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong berpendapat, untuk bulan Juli belum ada instrumen investasi yang menarik. Menurutnya, sentimen dari the Fed mempengaruhi secara umum sehingga investor terlihat masih berhati-hati, ditambah karena pelemahan rupiah dan kekhawatiran fiskal pemerintah masih membayangi.

"Belum ada investasi yang akan 'stand out' di bulan Juli karena masih perlu melewati masa-masa yang penuh ketidakpastian dalam beberapa bulan ke depan," sebutnya.

Baca Juga: SBR 013 Terjual Rp 9,06 Triliun, Ini Kupon & Cara Investasi SBR 013 Secara Online

Untuk emas, Lukman juga berpendapat masih akan bergerak konsolidasi. Ia memperkirakan di Juli, harga emas akan bergerak direntang US$ 2.290 - US$ 2.360 per ons troy.

Sementara untuk jangka panjang, obligasi disebut menjadi instrumen yang menarik. Sebab, saat era pemangkasan suku bunga dimulai harganya akan naik dari harga saat ini yang sudah sangat murah.

Selanjutnya: KPC Kembangkan Bibit Pohon Endemik di Bekas Lahan Tambang

Menarik Dibaca: Ini Lo Penyebab Banyak Laba-laba di Rumah Moms!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×