kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Bitcoin Tembus US$ 100.000, Data NFP dan FOMC Minutes Jadi Sorotan Pekan Ini


Selasa, 07 Januari 2025 / 15:25 WIB
Bitcoin Tembus US$ 100.000, Data NFP dan FOMC Minutes Jadi Sorotan Pekan Ini
ILUSTRASI. Mata uang virtual Bitcoin dipajang di depan gambar bendera China dalam foto ilustrasi, 9 April 2019. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) menembus harga psikologis US$100.000 untuk pertama kalinya di tahun 2025. Penguatan Bitcoin ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat sejak pekan lalu.

Pada Selasa (7/1) pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin mencapai US$102.100 atau menguat 10,45% dalam 7 hari terakhir. Meski demikian, harga tersebut masih cukup jauh dari rekor tertingginya di US$108.135.

Pada penutupan mingguan 3 Januari 2025, ETF Bitcoin Spot mencatat inflow harian tertinggi sebesar US$ 908,10 juta. Secara keseluruhan, total net inflow selama periode tersebut mencapai US$ 244,99 juta (periode 30 Desember 2024 - 3 Januari 2025), mencerminkan peningkatan minat investor setelah sebelumnya mengalami outflow yang signifikan.

Tren ini menjadi salah satu faktor utama di balik pergerakan bullish Bitcoin. Selain itu, rencana Presiden Terpilih Donald Trump untuk mengimplementasikan cadangan strategis Bitcoin oleh pemerintah AS juga menjadi perhatian utama para investor.

Baca Juga: Bitcoin Tembus US$ 100.000, Altcoin Semakin Mendominasi Pasar Kripto

Proposal ini mencakup upaya untuk mempertahankan kepemilikan Bitcoin pemerintah saat ini sekitar 210.000 Bitcoin senilai US$ 21 miliar  yang sebagian besar diperoleh melalui penyitaan terkait aktivitas kriminal. Tidak hanya itu, ada potensi akuisisi tambahan Bitcoin sebagai bagian dari strategi ini.

‘’Langkah Trump tersebut semakin memperkuat narasi bullish terhadap BTC, di mana semakin banyak pihak yang melihat aset kripto ini sebagai lindung nilai strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global,’’ ungkap Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam siaran pers, Selasa (7/1).

Di sektor korporasi, MicroStrategy tetap menjadi pelopor dalam akumulasi Bitcoin. Baru-baru ini, perusahaan mengumumkan pembelian 21.550 Bitcoin dengan total nilai sekitar US$ 2,1 miliar. Dengan pembelian ini, total kepemilikan Bitcoin MicroStrategy meningkat menjadi sekitar 423.650 Bitcoin, yang saat ini bernilai sekitar US$ 41,5 miliar berdasarkan harga pasar.

Strategi agresif perusahaan ini terus dibiayai melalui penjualan saham, sejalan dengan rencana ambisius mereka untuk terus menambah kepemilikan Bitcoin di masa mendatang.

Tidak hanya MicroStrategy, perusahaan terkemuka lainnya juga mulai menunjukkan minat terhadap Bitcoin. Riot Platforms, misalnya, mengumumkan rencana untuk menggalang dana sebesar US$ 500 juta melalui penawaran catatan konversi guna meningkatkan cadangan Bitcoin mereka.

Selain itu, Marathon Digital dan Semler Scientific juga telah mengutarakan niat untuk memperbesar kepemilikan Bitcoin mereka. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Bitcoin semakin mendapatkan tempat sebagai aset strategis di kalangan korporasi.

Panji Yudha mengatakan, pekan ini, pasar akan menantikan laporan Non-Farm Payroll (NFP) yang dijadwalkan rilis pada Jumat (10/1). Data ini akan menjadi penentu sentimen pasar, di mana angka payroll yang lebih lemah dari perkiraan dapat meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus US$ 100.000, Robert Kiyosaki Ucapkan Selamat

Pada Kamis (9/1), pasar juga akan mencermati risalah rapat Federal Reserve dari pertemuan Desember lalu (FOMC Minutes). Dengan pasar yang sudah memproyeksikan pemangkasan suku bunga di 2025, investor akan mencari petunjuk mengenai potensi perubahan kebijakan moneter dari risalah ini.

Panji menganalisis, secara teknikal, jika BTC bertahan di atas support psikologis US$ 100.000, dapat potensi lanjut menguat ke US$ 106.000 atau setara Rp 1,72 miliar. Namun jika turun dari psikologis support, maka berpotensi kembali turun ke MA-20 US$ 97.000 yang setara Rp 1,57 miliar.

‘’Dengan berbagai faktor positif yang terus mendukung, Bitcoin tampaknya berada di jalur yang kuat untuk melanjutkan tren kenaikannya. Namun, volatilitas pasar tetap menjadi elemen yang tidak dapat diabaikan, sehingga para investor disarankan untuk tetap waspada dalam mengambil keputusan investasi mereka,” kata Panji.

Selanjutnya: Indonesia to Meet Apple on Investment Proposal, Official Says

Menarik Dibaca: Mau Nikah Tahun Ini? Berikut Tips Memilih Wedding Organizer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×