Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) mencatatkan rekor baru dengan menembus level US$ 100.000. Momentum ini menandai keberhasilan Bitcoin melewati resistensi psikologis dan membentuk level support baru yang kuat.
Faktor utama pendorongnya meliputi perkembangan politik, meningkatnya adopsi institusional, dan pola musiman seperti Santa Claus Rally.
Tidak hanya Bitcoin, altcoin juga menunjukkan tren kenaikan signifikan. Altcoin Season Index mencatatkan angka 80, mengindikasikan bahwa Altcoin Season sedang berlangsung.
Beberapa altcoin utama seperti Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Solana (SOL) mengalami lonjakan harga dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus US$ 100.000, Robert Kiyosaki Ucapkan Selamat
Ethereum diperdagangkan di atas US$ 3.900, didukung oleh lonjakan minat institusional dan peningkatan volume perdagangan berjangka yang mencapai US$ 25 miliar, setara dengan 5% dari total kapitalisasi pasar Ethereum.
Ripple mencatatkan kenaikan signifikan dari US$ 0,5 pada 1 November 2024 menjadi US$ 2,9 pada 3 Desember 2024. Sementara itu, Solana mencatat harga di atas US$ 240, meningkat hampir 100% sejak Oktober.
Altcoin Season Index menggunakan standar 75% sebagai indikator dominasi pasar altcoin. Indeks ini menunjukkan bahwa 75% dari 50 aset kripto teratas memiliki performa lebih baik daripada Bitcoin dalam 90 hari terakhir, dengan pengecualian stablecoin seperti Tether (USDT) dan DAI. Dominasi altcoin ini mempertegas potensi diversifikasi investasi dalam ekosistem kripto, terutama di tengah momentum bullish akhir tahun.
Pola musiman Santa Claus Rally juga memperkuat tren bullish pasar kripto. Periode ini biasanya ditandai dengan peningkatan sentimen positif dan aktivitas perdagangan yang lebih tinggi menjelang tahun baru. Pada tahun-tahun sebelumnya, Desember kerap menjadi bulan kenaikan harga baik untuk Bitcoin maupun altcoin utama.
Baca Juga: Menyala! Harga Bitcoin Tembus US$ 100.000, Cetak Rekor Tertinggi
Momentum bullish juga diperkuat oleh pengajuan ETF Solana oleh Grayscale, menyusul langkah serupa pada Bitcoin dan Ethereum. Jika disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Solana akan mendapatkan eksposur institusional yang lebih luas, berpotensi memicu lonjakan harga signifikan.
Selain itu, beberapa perusahaan manajemen aset juga telah mengajukan ETF untuk Ripple (XRP), memberikan prospek positif bagi altcoin lainnya.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan bahwa pencapaian harga Bitcoin di US$ 100.000 adalah tonggak sejarah dalam perjalanan pasar aset kripto.
"Ini adalah bukti meningkatnya kepercayaan terhadap teknologi blockchain dan adopsi aset digital secara global. Pasar kripto kini semakin diakui sebagai instrumen investasi oleh investor ritel maupun institusi besar," ujarnya dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).
Oscar menyoroti angka Altcoin Season Index yang mencapai 80. Ia bilang angka ini mencerminkan semakin banyaknya altcoin yang menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan Bitcoin dalam 90 hari terakhir. "Ethereum, Ripple, dan Solana adalah contoh utama yang semakin menarik perhatian investor," jelasnya.
Ia menambahkan, pola musiman seperti Santa Claus Rally turut memperkuat tren bullish di pasar kripto. Dengan peningkatan volume perdagangan dan sentimen positif menjelang tahun baru, pihaknya dapat melihat momentum ini berlanjut hingga 2025. Namun, lanjut Oscar, penting untuk tetap berhati-hati mengingat volatilitas pasar kripto yang sangat tinggi.
Baca Juga: Prediksi Berani Robert Kiyosaki: Harga Bitcoin Tembus US$ 500.000 di 2025
Oscar juga menggarisbawahi pentingnya regulasi dalam mendukung ekosistem kripto. Pengajuan ETF Solana oleh Grayscale menurutnya merupakan langkah signifikan yang mencerminkan meningkatnya minat institusional terhadap aset kripto. Jika disetujui, ini dapat mempercepat adopsi kripto secara global dan memperkuat posisi Solana sebagai salah satu altcoin yang menjanjikan.
Oscar optimistis terhadap masa depan pasar kripto.Ia bilang pada 2025 akan menjadi tahun transformasi bagi ekosistem kripto, dengan teknologi baru seperti tokenisasi aset dan dompet berbasis AI yang akan mempercepat adopsi di sektor lain. Inovasi ini, lanjutnya akan membawa utilitas baru dan mendorong inklusi keuangan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News