Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto tengah mengalami pergerakan yang cukup volatil dan cenderung menurun di sepanjang bulan Mei 2023. Secara month-to-date (MTD) harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan sekitar US$ 1.439 atau setara 5.03% dari posisi awal bulan Mei di sekitar US$ 28.640.
Trader Eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur melihat, secara keseluruhan potensi pasar kripto masih dalam tren bullish untuk jangka pendek.
Sentimen yang masih kuat mendorong gerak harga kripto adalah kesepakatan debt ceiling alias plafon utang pemerintah Amerika Serikat (AS) yang tengah menjadi angin segar bagi investor dan pelaku industri kripto. Meskipun, masih ada kekhawatiran soal efek ke depannya.
"Selain ikut memicu pergerakan harga Bitcoin dan kripto lain, kesepakatan debt ceiling ini juga disebut membatalkan rencana pungutan pajak listrik penambang Bitcoin hingga 30%. Tapi, dibalik kesepakatan yang belum terlalu jelas masih menimbulkan kegelisahan investor tentang pemungutan suara plafon utang AS yang akan datang sehingga membuat BTC merugi," kata Fyqieh dalam siaran pers, Rabu (31/5).
Menurut Fyqieh, plafon utang AS diprediksi akan menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin pada bulan Juni mendatang. Jika AS meningkatkan plafon utang, hal tersebut mungkin berdampak negatif pada pasar kripto karena pemerintah akan berusaha membangun saldo kas dengan menerbitkan obligasi pemerintah.
“Penerbitan utang untuk meningkatkan pendapatan akan memiliki efek sebaliknya, di mana uang akan dialihkan dari kas dan aset berisiko ke obligasi pemerintah AS, terutama karena imbal hasil instrumen ini meningkat untuk mengimbangi peningkatan pasokan,” sambung Fyqieh.
Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini (31/5) Terkoreksi, Diprediksi Bullish pada Awal Juni
Namun, investor Bitcoin tidak perlu panik mengenai polemik mengenai plafon utang AS. Sebab, persoalan tersebut merupakan hal yang berulang dan akan terjadi pada setiap waktu jatuh tempo.
Jika pemerintah AS memutuskan untuk terus meningkatkan plafon utang, maka dalam jangka panjang, nilai dolar kemungkinan akan terdevaluasi, yang dapat menguntungkan harga Bitcoin dan aset berisiko lainnya.
Fyqieh memandang bahwa sinyal kesepakatan debt ceiling pemerintah AS ikut mengerek proyeksi kenaikan suku bunga acuan The Fed atau bank sentral AS pada bulan Juni mendatang.
The Fed kemungkinan akan melanjutkan kenaikan suku bunga hingga 25 basis poin (bps). Apabila ini benar akan mempengaruh pasar kripto ke depannya.
Kembali menurunnya tingkat inflasi di Amerika Serikat memberikan peluang bagi The Fed untuk menunda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Kemungkinan adanya penundaan kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC 13-14 Juni 2023 dapat memberikan dampak positif bagi harga Bitcoin.
“Tetapi perlu diingat situasi ini dapat berubah seiring dengan perkembangan terkini dalam kondisi makroekonomi," jelas Fyqieh.
Data CME FedWatch Tool memproyeksikan probabilitas kenaikan suku bunga 25 bps ke kisaran 5,25 %-5,50% mencapai 64,2% per 31 Mei 2023. Angka ini naik tajam dari probabilitas 17,4% yang tercatat sepekan sebelumnya.
Sisanya, 35,6% probabilitas menyatakan suku bunga tidak akan naik pada Juni. Perubahan drastic proyeksi suku bunga ini menandakan pengaruh kuat dari kesepakatan debt ceiling antara pemerintah AS dengan oposisi.
Baca Juga: Harga Bitcoin Berpotensi Bullish pada Awal Juni, Intip Sentimennya