kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BISI akan perluas pabrik pestisida di Mojokerto


Selasa, 28 Mei 2013 / 19:45 WIB
BISI akan perluas pabrik pestisida di Mojokerto
ILUSTRASI. Anda bisa memakai bahan alami sebagai cara menghilangkan flek hitam.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bisi International Tbk (BISI) akan memperluas lahan pabrik pestisida miliknya di Mojokerto, Jawa Timur. Direktur Utama BISI Jemmy Eka Putra mengungkapkan, perluasan ini akan dimulai pada kuartal III 2013 dan diharapkan dapat mulai beroperasi tahun 2014 mendatang.

Lahan pabrik pestisida yang akan dibangun adalah seluas 2 hektare (ha). Dengan begitu, nantinya lahan pabrik pestisida yang akan dimiliki oleh BISI adalah seluas 4 hA. Menurut perhitungan, kata Jemmy, dengan perluasan pabrik ini maka kapasitas produksi pestisida BISI akan bertambah sebesar 5.000 ton per tahun.

Pabrik perseroan yang bergerak di usaha benih tanaman pangan, buah dan sayuran serta pestisida ini, sekarang dapat memproduksi 10.000 ton pestisida per tahunnya. Perluasan pabrik ini, lanjut Jemmy, adalah untuk menambah kapasitas produksi pestisida guna memenuhi permintaan dalam negeri.

"Saat ini utilisasi pabrik pestisida kami di Mojokerto-Jawa Timur telah mencapai 85%. Jadi, kami memperluas pabrik sehingga kapasitas produksi pestisida dapat mencapai 15.000 ton per tahun," kata Jemmy di Jakarta, Selasa (28/5).

Jemmy menguraikan, anggaran belanja perusahaan atau capital expenditure (capex) untuk perluasan pabrik pestisida ini telah disiapkan sebesar Rp 50 miliar. Jemmy menjelaskan, untuk pembiayaan perluasan pabrik baru tersebut didapat dari dana internal perseroan.

"Pendanaan untuk perluasan pabrik didapat dari internal cash flow perusahaan, karena kami masih memilki posisi kas yang kuat," ujar Jemmy.

Jemmy menambahkan, anggaran capex untuk perluasan pabrik ini berbeda dengan capex untuk pengembangan riset perseroan. Menurutnya, setiap tahun, perusahaan selalu menyisihkan dana sekitar Rp 17 miliar-Rp 18 miliar untuk program riset, yang dialokasikan dari laba bersih perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×