kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI fokus kontrol inflasi, rupiah kembali menguat pagi ini


Jumat, 15 April 2011 / 10:27 WIB
BI fokus kontrol inflasi, rupiah kembali menguat pagi ini
ILUSTRASI. Penyerapan Tenaga Kerja IKM: Perajin batik khas Cirebon di Pameran Jakarta Syariah Halal Festival 2019 di Jakarta, Kamis (7/3). Kementerian Perindustrian mencatat hingga saat ini IKM telah melampaui jumlah 4,4 juta unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rupiah menguat pagi ini. Penguatan mata uang Garuda ini yang terbesar hampir dalam dua pekan terakhir. Pemicunya masih terkait spekulasi bank sentral akan menoleransi penguatan rupiah untuk menghadang tekanan inflasi.

Pada perdagangan di pasar spot, rupiah menguat 0,3% ke level Rp 8.660 per dollar AS, hingga pukul 9.22 WIB. Nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp 8.637 per dollar AS, pada 11 April lalu, level terkuat dalam tujuh tahun.

Inflasi inti, di luar makanan dan bahan bakar naik 4,45% per Maret, dibanding penguatan Februari sebesar 4,36%. Level ini yang tercepat sejak Oktober 2009.

Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. Gundy Cahyadi menyebut, bank sentral sudah mengatakan mereka akan menggunakan penguatan rupiah untuk menahan inflasi. "Sentimen dasarnya adalah rupiah masih akan lebih menguat," ujarnya.

Kemarin, Otoritas Moneter Singapura mengatakan akan mengijinkan mata uangnya menguat lebih lanjut untuk memerangi inflasi. Cara ini disebutkan akan menjamin stabilitas harga dalam jangka menengah sambil menjaga pertumbuhan pada jalur yang berkelanjutan.

Cahyadi bilang, hal itu terlihat sebagai sinyal bahwa inflasi masih menjadi fokus persoalan di Asia. "Itu mendorong sentimen bank sentral Asia lainnya akan berbuat lebih banyak untuk memerangi inflasi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×