Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah tumbang dari level terkuatnya dalam tujuh tahun terakhir setelah bank sentral mempertahankan suku bunga acuan. Sementara, acuan harga obligasi juga turun.
Hari ini, Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga tetap di level 6,75%. Keputusan ini sesuai prediksi analis yang disurvei Bloomberg. Ini terjadi seiring melambatnya inflasi Maret menjadi 6,65%, dibandingkan inflasi Februari di 6,84%. Adapun, inflai inti mengalami percepatan menjadi 4,45%, dari sebelumnya 4,36%.
Rupiah di pasar spot turun 0,1% ke level Rp 8.663 per dollar AS, hingga pukul 19.04 WIB. Kemarin, mata uang Garuda ini menyentuh Rp 8.653 per dollar AS, level terkuat sejak April 2004.
Prakriti Sofat, ekonom Barclays Capital menyebut, keputusan suku bunga sudah diperkiraan sebelumnya seiring melambatnya inflasi Maret. Namun, bagaimanapun inflasi inti berlanjut naik, dan itu menjadikan investor tetap khawatir. "Kita berekspektasi ada dua kali ke naikan lagi di tahun ini, yaitu di Juni dan lainnya di kuartal ketiga tahun ini," ujarnya.
Sementara, Gubernur BI Darmin Nasution, hari ini, menyebut apresiasi mata uang akan berlanjut di tahun ini. Tapi, bank sentral ingin menjaga apresiasi rupiah tidak terlalu cepat.
"Perkiraan saya kemungkinan akan mendekati level bawah untuk dolar terhadap rupiah," imbuh Sofat.
Adapun, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun tumbang. Imbal hasil obligasi yang berakhir Juli 2021 naik 3 basis poin menjadi 7,73%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News