Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah diprediksi menguat hingga akhir pekan meski sepi sentimen dalam negeri. Di pasar spot, Kamis (21/1) rupiah ditutup menguat 0,41% ke level Rp 13.906 per dollar AS dari sehari sebelumnya.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) memperlihatkan nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS turun tipis 0,002% ke level Rp 13.899 per dollar AS.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual mengatakan, angka deflasi AS bulan Desember menjadi pendorong nilai tukar rupiah. Secara tahunan, inflasi AS bulan Desember sebesar 0,7% juga berada di bawah proyeksi yakni 0,8%.
Di samping itu, data perumahan AS juga lemah dengan housing start turun menjadi 1,15 juta dari sebelumnya 1,18 juta. “Data AS semakin mengurangi potensi The Fed untuk menaikkan suku bunga di kuartal pertama tahun ini,” paparnya.
Sementara dari dalam negeri, rupiah masih menunggu sejumlah data ekonomi yang biasanya dirilis awal bulan. Di samping itu, pergerakan rupiah juga menantikan paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid IX. Sebelum itu, rupiah masih akan didominasi oleh sentimen eksternal.
Jika data klaim pengangguran AS Kamis malam (21/1) berada di atas proyeksi, David memperkirakan rupiah akan melanjutkan penguatan pada akhir pekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News