Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali bertenaga di tengah optimisme ekonomi dalam negeri. Di pasar spot, Kamis (21/1) rupiah ditutup menguat 0,34% ke level Rp 13.916 per dollar AS dari sehari sebelumnya.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) memperlihatkan nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS turun tipis 0,002% ke level Rp 13.899 per dollar AS.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, dalam beberapa hari terakhir rupiah bergerak sideways. Sementara penguatan kali ini didorong oleh data negatif dari Amerika Serikat (AS).
Data consumer price index (CPI) AS bulan Desember 2015 tercatat minus atau deflasi sebesar 0,1%. Angka ini lebih rendah dari proyeksi serta bulan sebelumnya sebesar 0,0%.
Sementara inflasi inti hanya naik 0,1%, turun dari proyeksi dan angka sebelumnya 0,2%. “Data AS menjadi penopang rupiah dari sisi eksternal,” ujar Putu.
Sementara dari internal, keputusan BI untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu mendapat respon positif pelaku pasar. Hingga saat ini, belum ada rilis data ekonomi baru yang menjadi penggerak rupiah.
Namun, rupiah bertenaga di tengah optimisme akan percepatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Hal tersebut ditopang oleh belanja negara terutama bidang infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News