Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan cenderung tertekan pada perdagangan akhir pekan ini. Pasalnya, indikator teknikal indeks masih mengonfirmasi sinyal negatif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan, secara teknikal IHSG mengonfirmasi signal negatif dengan menguji support MA7. Indikator stochastic berbalik bearish setelah dead-cross dengan momentum bearish dari indikator RSI yang cukup curam.
"Kita perkirakan IHSG masih akan mengalami tekanan di akhir pekan dikisaran 4.850-4.940." katanya dalam riset yang diterima KONTAN, Kamis (9/6).
Hari ini, IHSG ditutup melemah 39.27 poin atau 0.80% dilevel 4.876,79 dengan volume yang moderat. Ini terimbas dari sentimen regional dan kekhawatiran investor asing terhadap pertumbuhan penjualan eceran yang dirilis hanya 10,4% lebih rendah dari ekspektasi 11,1% meskipun indeks tingkat kepercayaan konsumen meningkat. Kendati begitu, asing masih mencatat aksi beli sebesar Rp 410,84 miliar.
Mayoritas bursa di Asia terkoreksi setelah data pekerja di AS tidak cukup baik, perkiraan pertumbuhan yang lebih rendah dari World Bank dan meningkatnya referendum U.K di Uni Eropa.
Bursa saham di Jepang memimpin pelemahan dengan kondisi koreksi yang terbilang wajar dari penguatan cukup signifikan yang terjadi di minggu ini. Data Ekonomi di China memperkeruh suasana di mana tingkat inflasi masih melambat meskipun aktivitas import di China tercatat naik.
Begitu juga Bursa Eropa dibuka terjun cukup dalam setelah naiknya referendum U.K yang akan keluar dari Uni Eropa diperparah dengan Aktivitas ekspor di German yang turun dan aktivitas import tidak sesuai ekspektasi. Selain itu, lanjut Lanjar, perkirakan pertumbuhan dari World Bank mengancam keoptimisan investor akan perbaikan ekonomi global.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang menjadi fokus investor di antaranya Tingkat inflasi German dan tingkat investasi langsung investor asing di China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News