kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berusia 29 Tahun di Pasar Modal, Begini Kisah Bumi Resources Setelah IPO (Bagian 2)


Sabtu, 03 Agustus 2019 / 16:45 WIB
Berusia 29 Tahun di Pasar Modal, Begini Kisah Bumi Resources Setelah IPO (Bagian 2)


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Telah lebih dari seperempat abad PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi emiten di pasar modal. Tepatnya 29 tahun lalu atau pada 30 Juli 1990, saham Bumi Resources yang saat itu masih bernama PT Bumi Modern Tbk diperdagangkan di bursa efek.

Pasca proses initial public offering (IPO), masyarakat mengapit 29% saham BUMI dan 71% lainnya milik AJB Bumiputera 1912 (Bumiputera). Kondisi ini bertahan hingga tahun 1993, hingga akhirnya hadir PT Taspen (persero), PT Astek (persero) dan Pelician Holding Limited masuk sebagai pemegang saham BUMI.

Mengutip laporan keuangan BUMI tahun 1993, diceritakan bahwa pada Maret 1993 perusahaan ini menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau biasa disebut rights issue. Artinya, tiga tahun pasca IPO, BUMI kembali memupuk modal dari pasar modal.

Lewat rights issue Maret 1993, BUMI menawarkan 10 juta saham baru, seharga Rp 2.900 per saham. Harga rights issue tersebut 35% lebih rendah ketimbang harga saham perdana (IPO) tiga tahun silam di level Rp 4.500 per saham. Dari rights issue ini, BUMI memperoleh dana segar Rp 29 miliar.

Baca Juga: Berusia 29 Tahun di Pasar Modal, Begini Kisah Bumi Resources (BUMI) Menjelang IPO

Seiring dengan aksi korporasi itu, saham BUMI yang dicatatkan pun bertambah dari sebelumnya 35 juta menjadi 45 juta saham. Aksi rights issue itu juga menambah daftar nama pemegang saham BUMI dengan masuknya Taspen, Astek dan Pelician Holding.




TERBARU

[X]
×